Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
19 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
2
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
3
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
4
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
31 menit yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
5
Pompa Semangat Timnas Indonesia Lolos ke Olimpiade, Erick Thohir: Kasih Lihat Kita Bangsa Yang Kuat
Olahraga
54 menit yang lalu
Pompa Semangat Timnas Indonesia Lolos ke Olimpiade, Erick Thohir: Kasih Lihat Kita Bangsa Yang Kuat
6
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
25 menit yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta

Dataran Tinggi Dieng Diselimuti Embun Salju, Begini Penjelasan Pihak Klimatologi

Dataran Tinggi Dieng Diselimuti Embun Salju, Begini Penjelasan Pihak Klimatologi
Embun salju di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. (tribunnews.com)
Jum'at, 06 Juli 2018 23:40 WIB
SEMARANG - Fenomena alam menakjubkan terjadi di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Embun beku (salju) menutupi permukaan tanah, dedaunan, batu dan benda-benda lainnya yang berada di alam terbuka.

Dikutip dari sindonews.com, menurut Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, Tuba Wiyoso, embun salju yang oleh masyarakat setempat disebut bun upas, merupakan fenomena biasa yang terjadi saat musim kemarau.

Di Jawa Tengah, puncak musim kemarau biasanya terjadi antara Juli dan Agustus.

''Musim kemarau kan langit cerah, sehingga bumi bebas memancarkan radiasi atau melepaskan panas karena tidak terhalang awan, sehingga udara di permukaan bumi dingin,'' kata Tuban saat dikonfirmasi Sindonews, Jumat (6/7/2018) malam.

Udara akan semakin dingin di wilayah pegunungan atau dataran tinggi. Hal ini membuat embun di pagi hari yang biasanya cair kemudian membeku karena suhu udara turun hingga 5-6 derajat Celcius, bahkan bisa 0 derajat Celcius di permukaan bumi.

''Ini berbeda dengan salju. Kalau salju kan turun dari atas, kalau ini embun yang membeku,'' katanya.

Menurutnya, fenomena embun beku atau bun upas akan sering terjadi selama masa puncak kemarau. ''Namun tidak setiap tahun. Kadang terjadi kadang tidak,'' ungkapnya.

Tuban memastikan embun beku atau bun upas tidak berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Hanya saja memang merusak tanaman kentang yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Dieng. ***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/