Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
11 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
4
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
8 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
5
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
8 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
6
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji

Allah Cinta Hamba yang Bertakwa, Kaya Hati dan Tersembunyi

Allah Cinta Hamba yang Bertakwa, Kaya Hati dan Tersembunyi
(gambar: ist./radiorodja)
Jum'at, 18 Februari 2022 10:48 WIB
SESUNGGUHNYA Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai hamba-hambaNya yang bertakwa, kaya hati dan tersembunyi. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah cinta kepada seorang hamba yang bertakwa, yang kaya hati dan tersembunyi." (HR. Muslim)

Tiga sifat yang dicintai oleh Allah dari seorang hamba, yaitu:

1. Hamba yang Bertaqwa
Sesungguhnya ketakwaan adalah merupakan tujuan disyariatkannya berbagai macam ibadah. Allah berfirman:

"Wahai manusia, beribadahlah kalian kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan menciptakan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (QS. Al-Baqarah[2]: 21)

Allah memerintahkan manusia untuk beribadah kepada Allah saja dan Allah menyebutkan tujuan dari ibadah adalah agar bertakwa. Allah mensyariatkan bulan Ramadhan pun demikian,

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (QS. Al-Baqarah[2]: 183)

Maka ibadah yang tidak menimbulkan ketakwaan itu pertanda ibadah belum diterima oleh Allah 'Azza wa Jalla.

Ternyata tujuan disyariatkannya ibadah, tiada lain supaya kita menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah 'Azza wa Jalla. Karena takwa bermanfaat untuk hidup kita di dunia dan di akhirat. Di dunia ketakwaan membuka pintu-pintu rezeki, Allah berfirman:

"Siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan memberikan jalan keluar dari kesulitan hidupnya dan Allah akan berikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. At-Talaq[65]: 2-3)

Ternyata takwa membuka pintu rezeki seorang hamba, takwa menjadikan seorang hamba diberikan kemudahan dalam urusannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

"Siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan dijadikan urusannya mudah." (QS. At-Talaq[65]: 4)

Bahkan takwa adalah senjata yang paling kuat menghadapi tipu muslihat dan makar orang-orang kafir, orang-orang yang benci kepada Islam. Allah berfirman:

"Jika kalian terus bersabar dan kalian terus bertakwa kepada Allah, tidak akan membahayakan kalian tipu muslihat mereka sedikitpun juga." (QS. Ali-Imran[3]: 120)

Betapa dahsyatnya takwa dalam hidup seorang hamba, saudaraku. Maka jadilah kita hamba-hamba yang senantiasa takut kepada Allah dengan bertakwa kepadaNya. Dimana hakikat takwa adalah menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah 'Azza wa Jalla.

Maka setiap kita berusaha untuk menjadi hamba yang bertakwa, karena balasannya di akhirat luar biasa. Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang yang bertakwa berada dalam surga dan mata air yang mengalir, mereka mengambil kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka. Sesungguhnya dahulu mereka di dunia termasuk orang-orang yang berbuat ihsan." (QS. Adz-Dzariyat[51]: 16)

Subhanallah.. Ini sifat pertama yang Allah cintai dari seorang hamba.

"Sesungguhnya Allah suka kepada seorang hamba yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala…"

2. Kaya Hati
Sifat kedua yang Allah cintai adalah yang kaya hatinya, yang penuh qana'ah (merasa puas dengan yang ada), hatinya tidak mengharapkan kehidupan dunia, hatinya hanya menghidupkan kehidupan akhirat saja.

Itulah hamba yang kaya hatinya, karena ia memandang dunia ini sesuatu yang tak berharga, ia memandang dunia ini hidupnya fana, kesenangannya tak akan selama-lamanya. Ia memandang sebagaimana Allah dan RasulNya tidak pernah memuji dunia.

Ketika dia menyadari bahwasanya dunia haramnya mendatangkan adzab dan halalnya akan dihisab, maka seorang hamba pun kemudian hatinya zuhud dari kehidupan dunia. Maka ia pun menjadi hamba yang kaya hati (qana'ah) dengan apa yang Allah berikan kepadanya walaupun sedikit.

Ketika ia mendapatkan nikmat, yang ia pikirkan bagaimana ia mensyukuri nikmat Allah 'Azza wa Jalla. Ia sadar bahwa sedikitnya nikmat saja belum tentu ia bisa syukuri, bagaimana dengan banyaknya nikmat Allah 'Azza wa Jalla?

Maka ia khawatir dengan banyaknya nikmat membuatnya terlena dari kehidupan akhirat, ia khawatir apabila ia diberikan banyak nikmat menjadikan dia hamba yang sombong kepada makhluk-makhluk Allah dan sombong kepada Allah 'Azza wa Jalla.

Di sebutkan dalam hadits, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Siapa yang keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat, Allah akan kokohkan urusannya dan Allah akan jadikan kekayaan itu di hatinya, serta dunia pun akan mendatanginya dalam keadaan dunia hina di matanya." (HR. Ibnu Majah)

Itulah orang-orang yang hatinya penuh cinta kepada akhirat, yang ia harapkan adalah ridha Allah ‘Azza wa Jalla, ia pandang dunia sesuatu yang fana yang akan segera ia tinggalkan, tidak akan selamanya ia hidup di dunia. Maka hatinya penuh dengan qana'ah, hatinya kaya, walaupun harta bendanya sedikit.

Hakikat kemiskinan itu kemiskinan hati dan hakikat kekayaan itu kekayaan hati. Walaupun seseorang hartanya melimpah ruah tapi hatinya miskin penuh dengan tamak dan serakah, maka dia hakikatnya bukanlah orang kaya.

Ini sifat kedua yang Allah cintai dari seorang hamba, yaitu yang hatinya kaya raya.

3. Tersembunyi
Sifat yang ketiga adalah ia tersembunyi. Artinya ia tidak menyukai ketenaran, ia tidak membutuhkan untuk dikenal manusia, yang ia butuhkan olehnya adalah dikenal oleh penduduk langit sana.

Dia sibuk memperbaiki dirinya, dia berusaha supaya amalnya tidak diketahui oleh manusia, dia berusaha semaksimal mungkin menyembunyikan amalan shalihnya, ia tidak ingin manusia mengetahui tentang amalan shalihnya. Itulah perbuatan Salafush Shalih. Salafush Shalih banyak beramal, tapi mereka tidak ingin terlihat amalan shalih mereka, tidak pernah mereka update status kepada manusia bahwa dia sedang beramal shalih. Hal ini karena untuk memelihara keikhlasan bukan sesuatu yang mudah, saudaraku sekalian.

Ini dia Imam Ahmad bin Hanbal, beliau setiap harinya membaca Al-Qur'an dan mengkhatamkan setiap tujuh hari, dan ternyata istrinya pun tidak tahu. Manusia yang terdekat kepada hidupnya bahkan tidak tahu.

Makanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memuji orang-orangnya yang menyembunyikan sedekahnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Ada tujuh orang yang akan Allah berikan naungan pada hari kiamat, dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah ‘Azza wa Jalla."

Siapa diantaranya, yaitu:

"Seseorang yang bersedekah lalu ia sembunyikan sedekahnya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya."

Ia tidak membutuhkan ketenaran, bahkan ia lari dari ketenaran sebagaimana Salafush Shalih dahulu lari dari ketenaran. Imam Ahmad berusaha lari dari ketenaran, tapi ternyata Allah enggan kecuali menjadikan nama beliau tenar. Demikianlah ketakwaan dan keikhlasan.

Inilah tiga sifat yang dicintai oleh Allah 'Azza wa Jalla. Maka adakah tiga sifat itu pada diri kita, saudaraku? Sungguh merugi kalau ternyata tiga-tiganya tidak ada pada diri kita.

Maka sungguh bahagia ketika diri kita mendapatkan tiga sifat ini pada diri kita. Maka berusaha kita istiqamah diatasnya.

Artikel ini merupakan kutipan khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor pada Jum'at, 21 Rabi’ul Akhir 1443 H/26 November 2021 M. GoNEWS.co menukil dari radiorodja.

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/