Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
Umum
6 jam yang lalu
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
2
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
Umum
6 jam yang lalu
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
3
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
Umum
6 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
4
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana 'Cinta Yang Salah'
Umum
43 menit yang lalu
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana Cinta Yang Salah
5
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
Umum
27 menit yang lalu
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster

Kisah Satpam Muslim Penyelamat Presiden Prancis dan Ribuan Orang dari Bom Paris

Kisah Satpam Muslim Penyelamat Presiden Prancis dan Ribuan Orang dari Bom Paris
Salim Toorabally
Senin, 30 November 2015 22:39 WIB
PARIS - Stadion Stade de France hampir saja hancur lebur. Seorang pemuda 20 tahun, Bilal Hadfi, yang diketahui seorang anggota kelompok ekstrimis ISIS berusaha masuk dan meledakkan diri di dalam stadion itu.

Beruntung aksi tersebut diketahui oleh seorang petugas keamanan stadion. Petugas itu bergegas mencegah Hadfi masuk ke dalam stadion, sehingga bom tidak jadi menewaskan banyak orang.

Teror itu kemudian menjadi pemberitaan media-media dunia. Seluruh pembicaraan ke depan fokus pada kabar teror tersebut.

Tetapi, kisah mengenai siapa sosok pahlawan penyelamat ribuan orang di stadion itu, termasuk Presiden Prancis Francois Hollande, tidak ada yang mengetahui. Kisah pahlawan ini lalu terkuak setelah sebuah media Inggris mencoba melakukan penelusuran.

Sosok petugas keamanan itu belakangan diketahui bernama Salim Toorabally, 42 tahun. Dia merupakan imigran Maurisia dan seorang muslim yang taat.

Salim tinggal di sebuah rumah sederhana dua kamar di kawasan apartemen sub-urban Le Blanc-Mesnil. Di rumah itu, dia tinggal bersama istrinya, Bibi, 55 tahun, dan putrinya, Yza, 15 tahun.

Kisah penyelamatan Salim menjadi perbincangan publik Prancis. Banyak dari mereka yang memuji keberanian muslim ini.

Tetapi, Salim tidak pernah merasa bangga dengan pelbagai pujian itu. Dia menyebut tindakannya itu sebagai tindakan yang sudah selazimnya dilakukan oleh warga Prancis.

"Itu hanya terjadi jika Anda merupakan warga Prancis. Saya hanya orang biasa," kata Salim.

Salim merasa apa yang terjadi merupakan sebuah kebetulan. Dia hanya berusaha mencegah seseorang masuk ke dalam stadion setelah semua pintu tertutup.

Sebelum ledakan terjadi, Salim sedang makan bersama keluarganya. Jarak stadion dengan rumahnya hanya sekitar 20 menit perjalanan menggunakan mobil.

Pria ini lalu mendapat giliran berjaga di pintu L. Saat berjaga, dia mendapati Hadfi menunjukkan gelagat mencurigakan. Pemuda itu tampak ragu saat berusaha masuk ke dalam stadion.

Salim lantas memintanya pergi. Namun Hadfi tak patah arang. Dia lalu berpindah ke gerbang pintu yang lain. Salim lantas mengejar pemuda itu dan menahan agar tidak masuk ke stadion dengan mendorong tubuhnya. Hadfi pun pergi meninggalkan stadion.

Beberapa saat kemudian, ledakan terjadi tidak jauh dari stadion. Salim mengaku kaget dengan kejadian itu dan membayangkan apa yang akan terjadi jika dia tidak berhasil mencegah Hadfi.

"Tidak pernah saya merasakan ketakutan seperti itu. Pikiran saya melayang kepada keluarga saya, kemudian terlintas orang terpenting, Presiden Hollande," ungkap dia.

Keberanian Salim akan selalu dikenang oleh publik. Tidak hanya Perancis, melainkan juga dunia.***

Editor:sanbas
Sumber:dream.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/