Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Gagal Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris, Shin Tae-yong Kena Kartu Merah
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Gagal Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris, Shin Tae-yong Kena Kartu Merah
2
Gagal ke Olimpiade 2024 Paris, Iwan Bule Tetap Apresiasi Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
20 jam yang lalu
Gagal ke Olimpiade 2024 Paris, Iwan Bule Tetap Apresiasi Perjuangan Garuda Muda
3
Erick Thohir, Terima Kasih Garuda Muda,Terima Kasih Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
Erick Thohir, Terima Kasih Garuda Muda,Terima Kasih Indonesia
4
Terima Kekalahan, PSSI Kecam Aksi Rasis kepada Guinea
Olahraga
24 menit yang lalu
Terima Kekalahan, PSSI Kecam Aksi Rasis kepada Guinea
5
Epy Kusnandar Ditangkap, Terjerat Kasus Narkoba
Umum
10 menit yang lalu
Epy Kusnandar Ditangkap, Terjerat Kasus Narkoba

Begini Penjelasan Ahli Terkait Semburan Lumpur dan Kobaran Api di Mamuju Usai Gempa 7,4 SR

Begini Penjelasan Ahli Terkait Semburan Lumpur dan Kobaran Api di Mamuju Usai Gempa 7,4 SR
Warga menyaksikan semburan lumpur dan kobaran api yang muncul di Budong-Budong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, usai gempa 7,4 SR. (tribunnews)
Senin, 01 Oktober 2018 08:07 WIB
MAKASSAR - Usai diguncang gempa 7,4 SR, Jumat (28/9), warga Budong-Budong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, dikejutkan munculnya semburan lumpur disertai kobaran api.

Dikutip dari tribunnews.com, semburan lumpur disertai kobaran api tersebut memunculkan kekhawatiran bagi warga. Bahkan ada yang berspekulasi akan terjadi luapan lumpur dengan volume banyak, seperti di Lapindo.

Kekhawatiran tersebut dibantah oleh ahli Geologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Maulana. Alumni universitas di Jepang ini mengaku juga telah dihubungi beberapa pihak terkait beredarnya foto dan video semburan lumpur disertai kobaran api tersebut.

Dijelaskannya, fenomena semburan gas yg keluar dari batuan yang mengandung gas tersebut akibat getaran akibat gempa di sekitar Palu dan Donggala sebesar 7,4 SR.

Getaran dari gempa tersebut menyebabkan robeknya batuan jenis serpih yang banyak mengandung gas di daerah tersebut yang kemudian mengeluarkan gas melalui celah-celah batuan di bawah permukaan.

Sesampainya di permukaan bumi, gas tersebut bercampur dengan air permukaan dan akibat adanya tekanan dari gas tersebut mengakibatkan semburan air yang bercampur dengan lumpur.

Semburan gas tadi tidak disertai dengan semburan air dari dalam perut bumi, sehingga tidak di khawatirkan akan adanya bencana runtuhan atau liquefaksi.

Adapun semburan api terjadi diakibatkan gas tersebut disulut api karena gas mengandung hidrokarbon. Fenomena ini tidak sama dengan Lumpur Lapindo karena daerah Sulawesi Barat sampai dengan Sulawesi Selatan bukan merupakan busur gunung api aktif, sehingga fenomena mud volcanoe yang terjadi di Lapindo sulit terjadi.

''Gas yang keluar mempunyai volume yang kecil, sehingga semburan gas semakin lama akan semakin kecil dan akan terhenti apabila volumenya sudah habis. Sepanjang tidak disulut oleh api, maka semburan gas tersebut akan aman,'' ujarnya.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/