Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
11 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
2
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Olahraga
11 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
3
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
11 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
5
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
Umum
10 jam yang lalu
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
6
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
10 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Home  /  Berita  /  Pendidikan

Pemprov DKI Tunggu Pusat Soal PTM, PSI: Efek Jarang Ngobrol

Pemprov DKI Tunggu Pusat Soal PTM, PSI: Efek Jarang Ngobrol
Ilustrasi PTM. (foto: dok. ist./pixabay)
Rabu, 12 Januari 2022 17:00 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi E Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo menanggapi sikap Pemprov DKI Jakarta mengenai kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah penyebaran virus omicron. Dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (12/1/2022), Ia mengatakan, Pemprov seharusnya dapat berkomunikasi lebih cepat dengan pemerintah pusat.

"Harusnya, Pemprov lebih cepat. Kita ini di Ibu Kota, Balaikota cuma berjarak beberapa ratus meter saja dari istana. Kalau kita ngga beres akan berdampak langsung buat pemerintah pusat, berdampak langsung ke Indonesia. Ini efek jarang ngobrol kayaknya," kutipan pernyataan Anggara yang dibaca GoNEWS.co.

Anggara menyoroti sikap dari Pemprov DKI yang belum mau mengambil keputusan terkait pemberlakuan PTM. Menurutnya tindakan dari Pemprov tersebut akhirnya menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan orang tua murid yang memiliki anak usia sekolah.

"Harusnya, ini bukan soal setuju atau tidak setuju lagi seperti yang dikatakan oleh Pemprov. Harusnya bisa cerita sudah komunikasi sampai mana? Biar warga tahu pemerintahnya sedang bekerja buat mereka. Ini kan menimbulkan kebingungan buat orang tua murid, angka omicron ini juga nambah terus. Pemprov setuju, tapi masih nunggu, aneh kan?" tambah Anggara

Anggara meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkoordinasi lebih baik dengan pemerintah pusat. Ia juga mengingatkan agar Pemprov DKI Jakarta tidak tampak mengambil jarak dari pemerintah pusat.

"Saya kira Pemprov harus lebih proaktif. Jangan sampai banyak korban dulu baru teriak. Selain itu, kami harap tidak ada lagi pandangan masyarakat yang melihat pusat dan DKI itu musuhan. Kita ini di pemerintah harus jadi teladan bagi masyarakat," tutup Anggara.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Sumber:rilis
Kategori:Pendidikan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/