Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
20 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
4
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
22 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
5
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
19 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Politik

Gus Jazil Ingin NU DKI Tak Seperti Bunga Teratai, Indah Tapi Kurang Mengakar

Gus Jazil Ingin NU DKI Tak Seperti Bunga Teratai, Indah Tapi Kurang Mengakar
Silaturrahmi Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid dengan para sesepuh NU DKI Jakarta. (Foto: Istimewa)
Kamis, 11 Maret 2021 12:14 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid, terus melakukan silaturahim ke sejumlah kiai dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di wilayah DKI Jakarta terkait rencananya untuk maju sebagai calon ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.

Saat bertemu dengan jajaran PCNU Jakarta Barat, Selasa (9/1/2021), Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid- menyatakan komitmennya untuk memperkuat dan menata PWNU DKI.

Mantan ketua cabang Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII) Jakarta Selatan ini mengibaratkan kondisi PWNU DKI Jakarta seperti bunga teratai yang indah dipandang dari permukaan, namun akarnya tidak kuat.

"NU DKI ini tampak indah, seperti bunga teratai, indah dari atas, tapi akarnya nggak kuat, nggak gigit. Kalau ada apa-apa mudah bergeser. Nah ini tanggungjawab kita bersama, bukan berarti menyalahkan, tapi memang cara dakwah di DKI ini beda," katanya.

Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini mengatakan, NU DKI Jakarta harus bangkit. Menurutnya, NU di usianya yang sudah hampir seabad, akan ada tokoh pembaharu. "NU dua tahun lagi usianya akan genap seabad, saya ingin berbakti, mengabdi di NU DKI. Saya gunakan kesempatan ini untuk merajut historical kita, sejarah kita yang besar di DKI," urainya.

Menurutnya, NU merupakan tempat untuk pengabdian. Munculnya sejumlah nama yang disebut bakal maju sebagai kandidat ketua PWNU DKI, menurut Gus Jazil, menunjukkan bahwa NU DKI sedang mengalami kegairahan.

"Biar saja. Dibuka saja pintu untuk bisa komunikasi. Saya nggak tahu nanti formatnya seperti apa, tapi NU ini kan tempatnya ulama, jadi menurut saya semua keputusannya pasti dengan format ulama, bukan dengan format politisi," paparnya.

Menurutnya, NU di DKI ini sebenarnya besar, namun gaungnya kurang terdengar. Oleh sebab itu, dirinya sengaja silaturahim ke sejumlah PC, MWC, bahkan Ranting untuk menemui para ulama dan tokoh NU untuk meminta saran bagaimana merajut kebersamaan dalam membesarkan NU DKI.

"Konteks kebersamaan ini lebih penting daripada sekadar posisi ketua. Misalnya saya jadi ketua NU DKI, tapi NU di DKI nggak maju atau tidak manfaatnya karena NU hanya seperti bunga teratai," katanya.

Alumni Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Gresik, Jawa Timur mengakui bahwa bukan perkara mudah membenahi NU DKI, namun dirinya optimistis jika mampu mengkonsolidasikan semua kekuatan dan potensi maka NU DKI kedepan akan jauh lebih baik.

Sementara itu, Ketua PCNU Jakarta Barat Agus Salim mengatakan, selama ini NU DKI lebih sering dipimpin para birokrat mulai mantan gubernur Fauzi Bowo, mantan Menpera Djan Faridz, dan Sekda almarhum Saefullah. Di bawah kendali para birokrat, menurut Agus Salim, salah satu kelemahannya adalah tersumbatnya komunikasi.

"Solusi di NU Jakarta kuncinya komunikasi. Jadi memang sebenarnya semua punya plus minus. Jadi memang sekarang (calon ketua) yang dibutuhkan komitmen dengan NU, apapun latar belakang dia," katanya.

Selain bertemu jajaran PCNU Jakarta Barat, Gus Jazil juga melakukan silaturahim ke sesepuh NU, KH Syarifudin Abdul Ghoni di Kembangan Utara, Jakarta Barat. Kunjungan tersebut selain untuk mempererat silaturahim, juga meminta untuk didoakan terkait langkahnya maju sebagai calon ketua PWNU DKI.

Gus Jazil mengaku sangat kagum terhadap Kiai Syarifudin Abdul Ghoni yang sanat keilmuannya tercatat hingga Rasulullah SAW. Bahkan, kitab karangannya yang berisi mengenai berbagai hadis dan penjelasannya, dicetak di Arab Saudi.

Selepas dari kediaman Kiai Syarifudin, pada Selasa malam, Gus Jazil juga bersilaturahim ke Ranting NU Kwitang, Kecamatan Senen. Kegiatan tersebut selain untuk bersilaturahim, juga dimaksudkan untuk menjaring aspirasi dari bawah bagaimana membangun NU DKI kedepan.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji ini disambut dengan lantunan salawat Nabi serta ikut secara langsung mengaji kitab "Kaifa Takunu Ghoniyan" atau Cara Cepat Menjadi Kaya karya Al Habib Muhammad Bin Alawi Alaydrus dan Kitab Risalah Ahlusunnah Wal Jamaah yang ditulis Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/