Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
15 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
13 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
8 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
9 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Siaran Pers

DPR Temukan Gudang Bulog Didominasi Stok Beras Impor

DPR Temukan Gudang Bulog Didominasi Stok Beras Impor
Ilustrasi: Bulog
Senin, 05 Agustus 2019 15:42 WIB
JAKARTA - Komisi IV DPR RI menemukan beras impor yang mendominasi komposisi stok beras di gudang Bulog Padang, Sumatera Barat, dalam kunjungan kerja di mada reses beberapa waktu lalu.

Salah satu anggota Komisi IV DPR RI, Hermanto, yang ikut dalam kunjungan tersebut, dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (31/07/2019) lalu mengatakan, "rupanya Bulog kesulitan menyerap beras lokal".

Dalam menyerap beras, jelas Hermanto, Bulog berpatokan pada harga pembelian pemerintah (HPP) gabah. Namun nilai HPP terlalu rendah dan harga di pasar lokal selalu jauh lebih tinggi. "Di Sumatera Barat, para petani umumnya memproduksi beras premium yang dijual dengan harga di atas HPP,".

"Dari realitas tersebut, petani rugi bila menjual gabahnya ke Bulog. Sementara itu Bulog tidak bisa beli karena harus berpedoman pada HPP. Karena tidak bisa beli beras lokal, akibatnya anggaran yang telah disediakan tidak terserap," ungkap Hermanto.

Di sisi lain, Bulog bertugas menjaga stabilitas harga beras agar inflasi dapat dikendalikan. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka stok beras di Bulog harus cukup. Karena stok beras tidak bisa dicukupi oleh serapan lokal maka Bulog mencukupinya dengan beras impor.

Lebih jauh Hermanto berpendapat, pemberlakuan HPP tidak mesti permanen. "Perlu diberi limit waktu dan agak fleksibel, agar Bulog tidak terbelenggu dan petani sejahtera," ujar Legislator dari f-PKS ini.

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penerapan HPP berlimit waktu dan agak fleksibel tersebut adalah harus tetap menjaga stabilitas harga, sensitif terhadap perubahan harga, dalam masa waktu tertentu dapat dievaluasi, tidak merugikan petani dan juga tidak memberatkan konsumen. "Dengan demikian kedua belah pihak menikmati benefit, sama-sama untung," tutur Hermanto.

"Anggaran yang cukup besar yang diamanatkan pada Bulog juga dapat terserap secara optimal," Hermanto juga mendorong Bulog agar membeli beras premium petani di sumbar dengan harga komersial karena Bulog memiliki proporsional anggaran untuk pembelian komersial, pungkas legislator dari Dapil Sumatera Barat 1 ini.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:GoNews Group, Umum, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/