Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
13 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
21 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
3
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
4
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
9 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
5
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
9 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
6
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
9 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run

MUI Jatim Larang Muslim Ucapkan Selamat Natal, Kecuali Wapres Ma'ruf Amin, Ini Alasannya

MUI Jatim Larang Muslim Ucapkan Selamat Natal, Kecuali Wapres Maruf Amin, Ini Alasannya
Pengurus MUI Jawa Timur. (detik.com)
Rabu, 25 Desember 2019 06:58 WIB
SURABAYA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) mengimbau umat Islam (Muslim) tidak mengucapkan selamat Hari Raya Natal kepada umat Nasrani, kecuali Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin.

Dikutip dari detik.com, Sekretaris MUI Jatim Moch Yunus mengatakan, Ma'ruf Amin mendapat pengecualian karena merupakan seorang pemimpin.

''Nah kalau urusan itu, mungkin pak Wapres punya pertimbangan sebagai pemimpin negara,'' ujar Yunus kepada wartawan pada Jumat (20/12/2019) di Surabaya.

Yunus mengatakan tidak mengucapkan selamat Natal bukanlah tindakan intoleransi. Hal ini lebih berkaitan dengan akidah Islam yang harus tetap dijaga.

Yunus juga menyarankan pengucapan Selamat Hari Natal bisa juga diwakilkan oleh pemimpin.

''Toleransi itu adalah saling menghormati dan saling setuju terhadap perbedaan beragama, jika toleransi itu dipahami dengan baik, maka tidak boleh ada orang muslim kemudian dipaksa menggunakan atribut keagamaan non muslim. Contohnya ada anak berjilbab dan harus memakai topi Sinterklas. Apakah itu termasuk toleran? tentu itu keliru,'' papar Yunus.

''Toleransi itu setuju dan disepakati dalam perbedaan masing-masing agama. Sehingga ketika orang tidak mengucapkan selamat hari Natal, tidak menggunakan atribut perayaan mereka, itu bukan dimaksud intoleran,'' imbuh Yunus.***

Editor:hasan b
Sumber:detik.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/