Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
21 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
19 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
5
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
18 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23

Harta Bendanya Ludes, Lebih 900 Perantau Minang di Wamena Berharap Dipulangkan

Harta Bendanya Ludes, Lebih 900 Perantau Minang di Wamena Berharap Dipulangkan
Warga menunggu pesawat Hercules milik TNI AU di Pangkalan TNI AU Manuhua Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019). (republika.co.id)
Kamis, 26 September 2019 13:49 WIB
PADANG - Kerusuhan yang pecah di di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (23/9), menyebabkan sembilan perantau asal Pesisir Selatan, Sumatera Barat, kehilangan nyawa dan beberapa orang terluka.

Dikutip dari republika.co.id, saat ini masih ada 327 kepala keluarga (KK) atau lebih 900 jiwa perantau Minang berada di Wamena. Namun mereka tak lagi memiliki usaha dan harta benda. Sebab, semuanya ludes karena dibakar dan dirusak massa saat kerusuhan. Karena itu, mereka berharap dibantu dipulangkan ke kampung halamannya.

''Sebanyak 327 KK ini terdiri dari sekitar 900-an orang. Semua sekarang menyelamatkan diri ke tenda pengungsian dan berharap untuk bisa pulang ke kampung halaman,'' kata Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua, Zulhendri Sikumbang dihubungi dari Padang, Kamis.

Zulhendri mengatakan, usai peristiwa kerusuhan, para perantau sudah tidak punya tempat untuk ditinggali, padahal mereka memiliki istri dan anak yang masih kecil-kecil. Ia mengungkapkan bahwa selain pendidikan anak yang terlantar, hidup di tenda pengungsian sangat berat bagi bayi dan balita.

Menurut Zulhendri, para perantau Minang sangat berharap bisa pulang ke kampung halaman. Ia menyatakan, pihaknya sudah mencoba berkoordinasi dengan Pemprov Sumbar, namun karena jumlah perantau yang sangat banyak dan tentunya butuh dana sangat besar untuk memfasilitasi mereka kembali ke Sumbar.

Zulhendri pun berharap warga Minang di kampung halaman bisa ikut membantu agar seluruh perantau di Wamena bisa diungsikan ke kampung halaman. Kerisauan perantau Minang terjadi menyusul pecahnya kerusuhan di Wamena, Jayapura. Sebanyak 10 korban di antaranya berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.

Jenazah para korban kerusuhan itu akan dipulangkan ke kampung halaman dengan bantuan Pemkab Jayapura, Pemprov Sumbar, dan Pemkab Pesisir Selatan. Diperkirakan jenazah akan sampai di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada Kamis.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/