Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
24 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
3
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
23 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
4
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
24 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
5
Brad Pitt Kepergok Jalan Bareng Ines De Ramon di Pantai Santa Barbara
Umum
24 jam yang lalu
Brad Pitt Kepergok Jalan Bareng Ines De Ramon di Pantai Santa Barbara
6
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
9 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai

Umat Islam di Melbourne Shalat Id dalam Cuaca 4 Derajat Celcius

Umat Islam di Melbourne Shalat Id dalam Cuaca 4 Derajat Celcius
Ratusan umat Islam Shalat Idul Adha 1440 H di aula Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Queens Street, Melbourne, Australia, Ahad (11/8) pagi. (republika.co.id)
Minggu, 11 Agustus 2019 09:34 WIB
MELBOURNE - Lebih 200 umat Islam melaksanakan Shalat Idul Adha 1440 H di aula Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Queens Street, Melbourne, Australia, Ahad (11/8) pagi.

Dikutip dari republika.co.id, Shalat Idul Adha yang ditunaikan dalam cuaca dingin, 4 derajat celcius itu, dimulai pukul 08.00 waktu setempat ( pukul 05.00 WIB).

Khotib Ustaz Nuim Khaiyath. Dalam khotbah sekitar duapuluh menit, khotib menguraikan Islam sebagai agama pembawa kedamaian. Tidak ada satu pun agama di dunia yang diberinama langsung oleh Allah SWT, kecuali Islam. Islam sendiri dari kata Salam, artinya: keselamatan, kedamaian. ''Prilaku di luar itu, bukan ajaran agama Islam,'' tandasnya.

Mengutip khotbah Rasulullah sewaktu menunaikan haji, Nuim menegaskan konsep dasar hak asazi manusia berasal dari Rasulullah. Ini diperkuat oleh seorang professor yang mengajar di Monash Australia dalam sebuah bukunya tentang Islam. Sang professor menggarisbawahi khotbah Rasulullah itu sebagai konsep awal tentang HAM yang disampaikan lebih 1400 tahun lalu.

Bukan hanya kepada sesama manusia, ajaran Rasulullah juga mencakup konsep kasih sayang kepada seluruh mahkluk hidup. Nuim menceritakan kisah di zaman Rasulullah. Nabi bertemu seorang yang sedang menuntun keledai. Hewan itu hendak diberi tanda di wajahnya dengan besi panas. Rasulullah mengingatkan supaya tanda seperti itu jangan diwajah keledai, sebaiknya di pantatnya saja. Peristiwa itu lebih seribu empatratus tahun lalu. Secara universal kita semua mengikuti itu.

''Sekarang perhatikan sapi-sapi dalam film Amerika. Cap sebagai penanda diletakkan di pantat sapi,'' terang Nuim.

Ustadz Asal Medan

Ustadz Nuim Khaiyath (nama lengkapnya: Nuim Mahmud Khaiyath) adalah seorang penyiar senior kelahiran Medan, Indonesia yang saat ini berdomisili di Melbourne, Australia. Dia kini menjadi Kepala Siaran Bahasa Indonesia di Radio Australia.

Nuim Khaiyath memulai kariernya di bidang jurnalistik pada 1964 dengan bekerja di BBC'S Indonesian Service yang berpusat di London selama tiga tahun. Ia kemudian bergabung dengan Radio Australia Siaran Bahasa Indonesia (RASI) pada 1967-1970. Setelah itu ia pindah ke BBC London. Dua tahun kemudian (1972) ia kembali lagi ke RASI, dan sejak tahun 1998 ia dipercaya untuk memimpin RASI.?

Ia populer dengan acara Sabtu Gembira (SAMBA), yang dibawakan dengan logat Melayu Medan. Acara tersebut disiarkan pula oleh Radio Delta FM setiap hari Sabtu pagi. Acara lain yang diasuhnya di RASI adalah PERSPEKTIF, dan Dunia Olahraga. Selain itu dia juga tampil dalam siaran lite 105.8 FM Jakarta, setiap Senin pagi dalam acara Postcard from Melbourne. Pengetahuannya yang luas membuatnya sangat populer di kalangan pendengar radio tersebut, sehingga ia mendapat julukan ''Kamus Berjalan''.

?Aktivitas rutin yang dilakukannya di luar siaran radio adalah berenang, membaca, dan khotib.?

Nuim telah menerbitkan sebuah buku baru ''Dunia di Mata Nuim Khaiyath''. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/