Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
21 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
3
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
21 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
4
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
5
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
22 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
6
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023

Pakar dari BPPT Prediksi Gempa 8,8 SR dan Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Begini Tanggapan Sekda DIY

Pakar dari BPPT Prediksi Gempa 8,8 SR dan Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Begini Tanggapan Sekda DIY
Kerusakan yang ditimbulkan tsuami dahsyat di Aceh tahun 2004. (liputan6.com)
Minggu, 21 Juli 2019 13:32 WIB
YOGYAKARTA - Pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko memprediksi bakal terjadi gempa bumi berkekuatan 8,5 SR hingga 8,8 SR yang memicu tsunami setinggi 20 meter di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, khususnya selatan Daerah Istimwa Yogyakarta (DIY) dari Cilacap hingga Jawa Timur.

Dikutip dari beritasatu.com, Sekretatis Daerah (Sekda) Provinsi DIY Gatot Saptadi mengatakan, potensi bencana seperti yang dirilis BPPT tersebut harus disikapi dengan kesiapan semua pihak terkait yang memantau kebencanaan agar semaksimal mungkin meminimalisasi dampak bencana.

''Memang pasti akan menimbulkan kepanikan, tetapi dari sisi lain, peringatan itu kita butuhkan, untuk membuat pemetaan bencana, hingga upaya-upaya siap siaga kapanpun terjadi bencana, tidak usah menunggu tsunami atau megathrust karena kita tidak tahu kapan terjadi,'' ucap Gatot, Sabtu (20/7/2019).

Dikatakannya, DIY pernah mengalami bencana gempa bumi besar pada 2006 lalu, sehingga provinsi memiliki protap kesiapsiagaan menghadapi bencana, salah satunya adalah program mitigasi bencana, konsep pencegahan dan penyelamatan dan kesiapan sosial.

Termasuk pemasangan alat early warning system (EWS) untuk mendeteksi bencana, juga sudah dilaksanakan hingga alat peringatan dini, jalur evakuasi, papan penunjuk, dan lainnya di sejumlah pantai di DIY.

Menurut Gatot, alat pemantau gempa atau tsunami ini pun akan memberikan informasi jika ada kondisi darurat, dengan jeda sekitar 30 menit untuk pergi menjauh.***

Editor:hasan b
Sumber:beritasatu.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/