Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
19 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
15 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
15 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
16 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda

Arab Saudi Setujui Pasukan Amerika Jaga Keamanan Teluk Persia

Arab Saudi Setujui Pasukan Amerika Jaga Keamanan Teluk Persia
Presiden AS Donald Trump berbincang dengan Raja Salman saat tiba di Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh (20/5) lalu. (lp6c)
Minggu, 21 Juli 2019 10:47 WIB
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi telah menyetujui melibatkan pasukan Amerika Serikat menjaga keamanan regional di Teluk Persia, pasca meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.

''Berdasarkan kerja sama timbal balik antara Arab Saudi dan Amerika Serikat, dan keinginan mereka untuk menjaga keamanan kawasan (Teluk) .... Raja Salman memberikan persetujuannya untuk menjadi tuan rumah pasukan Amerika,'' kata seorang juru bicara kementerian pertahanan kerajaan Saudi kepada kantor berita pemerintah Saudi, SPA.

Seperti dikutip dari liputa6.com yang melansir dari Channel News Asia pada Sabtu (20/7/2019), keputusan itu mengakhiri hiatus (berhenti sementara) Arab Saudi dalam menerima kehadiran pasukan AS pada 2003 lalu, menyusul berakhirnya perang dengan Irak.

Sebelumnya, kehadiran AS di Arab Saudi berlangsung selama 12 tahun, dimulai dengan Operasi Badai Gurun pada tahun 1991, ketika Irak menginvasi Kuwait.

Kala itu, di puncak perang Irak, sebanyak 200 pesawat AS ditempatkan di pangkalan udara Prince Sultan, yang terletak sekitar 80 kilometer di selatan ibu kota Riyadh.

Selain itu, sebanyak 2.700 misi dilakukan setiap harinya oleh kantor pusat komando AS di Arab Saudi.

Sempat Memburuk

Hubungan antara kedua negara tidak selalu mudah selama 12 tahun kerja sama tersebut. Perbedaan pendapat utamanya meningkat setelah serangan 11 September 2001, yang menghancurkan gedung kembar World Trade Center di New York.

Pasca-serangan tersebut, AS menuduh pemimpin Al-Qaeda kelahiran Arab Saudi, Osama bin Laden, sebagai dalang utamanya.

Ketegangan Meningkat

Ketegangan di Teluk semakin meningkat pada hari Jumat, ketika Iran mengatakan telah menyita sebuah kapal berbendera Inggris di Selat Hormuz.

Di saat bersamaan, jalan damai seakan buntu ketika Presiden AS Donald Trump bersikeras bahwa militernya telah menjatuhkan pesawat tanpa awak (drone) milik Iran, yang dituding memicu ancaman.

Adapun Iran menolak klaim Trump, dengan mengatakan bahwa tidak ada satupun fasilitas drone miliknya yang ditembak jatuh AS.***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/