Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
2
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
23 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
3
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
9 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
4
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
5
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
7 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia

Laporkan Kematian Ratusan Petugas KPPS ke Komnas HAM, Massa Usung Spanduk ''Buat Apa Menang Pemilu Jika Berdarah-darah''

Laporkan Kematian Ratusan Petugas KPPS ke Komnas HAM, Massa Usung Spanduk Buat Apa Menang Pemilu Jika Berdarah-darah
Massa aksi di MK menyambangi Komnas HAM, Jumat (28/6). (kumparan)
Jum'at, 28 Juni 2019 18:11 WIB
JAKARTA - Sesuai janjinya, massa yang berdemo di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis (27/6), mendatangi Kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/6).

Dikutip dari kumparan.com, mereka datang untuk melaporkan ke Komnas HAM tentang kematian ratusan petugas KPPS selama proses Pemilu 2019.

Massa semula berkumpul di Masjid Sunda Kelapa, lalu berjalan kaki menuju Komnas HAM. Mereka yang membawa bendera kuning terbuat dari kertas ini sampai di Komnas HAM sekitar pukul 14.10 WIB. Massa bergerak sambil melantunkan takbir.

Mereka juga membawa spanduk yang bertuliskan ''buat apa menang pemilu jika berdarah-darah''. Juga ada tulisan ''kalau anak kalian yang jadi korban, apakah kalian akan diam?''.

Saat sampai di depan Komnas HAM, massa ini sempat memaksa untuk masuk ke dalam kantor Komnas HAM. Tetapi mereka dihadang oleh puluhan personel Brimob yang berjaga sejak pagi di Komnas HAM.

Setelah bernegosiasi dengan kepolisian, 25 orang perwakilan massa yang mengaku keluarga anggota KPPS yang meninggal, diizinkan untuk masuk.

''Pak Abdullah mengatakan aksi kita untuk menuntut meninggalnya ratusan saudara kita dalam Pemilu 2019,'' teriak orator dengan pengeras suara.

Sementara itu, eks penasihat KPK, Abdullah Hehamahua, yang biasa menjadi koordinator aksi, tidak hadir. Ia diwakili oleh wakil koordinator aksi, Asep Syarifuddin; perwakilan GNPF Ulama, Eddi Mulyadi; serta pengacara mereka, Ahmad Yani.

''Pak Abdullah saat ini tidak bisa hadir karena sudah berada di Lubuklinggau, Palembang. Jadi saya mewakili selaku pengacara,'' ujar Ahmad Yani.

Perwakilan massa ini disambut oleh salah komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, di ruang pengaduan. Sementara yang lainnya terus melakukan aksi di jalan di depan Komnas HAM.***

Editor:hasan b
Sumber:kumparan.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/