Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
23 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
2
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
3
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
4
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
3 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
5
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
3 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
3 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah

Kemenag Akan Pinjam Dana ke Bank Dunia untuk Madrasah, Ketua PP Muhammadiyah: Siapa yang Bayar Nanti?

Kemenag Akan Pinjam Dana ke Bank Dunia untuk Madrasah, Ketua PP Muhammadiyah: Siapa yang Bayar Nanti?
Yunahar Ilyas. (suaramuhammadiyah)
Jum'at, 21 Juni 2019 07:55 WIB
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) RI dikabarkan akan meminjam dana ke Bank Dunia untuk meningkatkan kualitas madrasah di Tanah Air.

Menanggapi hal itu, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yunahar Ilyas mempertanyakan, siapa yang akan membayar dana Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) dari Bank Dunia itu nantinya.

''Bayarnya bisa apa enggak. Siapa yang bayar nanti. Dari mana Kementerian Agama dapat uang? Kalau untuk pembinaan madrasah pasti habis, uangnya enggak akan ada yang balik,'' kata dia, Kamis (20/6), seperti dikutip dari republika.co.id.

Menurut Yunahar, Kemenag berbeda dengan kementerian lainnya seperti Kementerian PUPR, Perdagangan dan Perindustrian. Penggelontoran dana pinjaman untuk kementerian tersebut bisa menghasilkan profit karena jenis pembangunannya bersifat komersial. Salah satunya jalan tol.

Jangan sampai, lanjut Yunahar, pengucuran dana pinjaman dari Bank Dunia ke Kementerian Agama membuat siswa madrasah diharuskan membayar. ''Itu namanya bukan membantu kalau siswanya bayar,'' kata dia.

Yunahar menambahkan, berbeda halnya jika Kemenag menerima dana hibah. Menurutnya, dana tersebut tentu positif untuk peningkatan madrasah karena tidak perlu ada pengembalian dana. Banyak institusi internasional yang kerap memberi dana hibah. Misalnya Islamic Development Bank dan Bank Dunia.

''Bagus kalau dapat hibah. Cari hibah dari Bank Dunia, IDB, dan dari mana-mana. Hibah yang besar-besar juga ada kok. Hibah dari Jepang juga ada, dari ADB, dari negara kaya, tergantung bagaimana melobinya,'' tuturnya.

Yunahar mengakui Kemenag memiliki tujuan yang baik yakni untuk meningkatkan kualitas madrasah. Tapi menurut dia seharusnya dana tersebut sebetulnya cukup dari APBN.

''Meyakinkan komisi VIII soal pentingnya dana madrasah, dan biar Kementerian Keuangan yang memikirkan dari mana bisa mendapat dana itu,'' katanya.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/