Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
21 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
19 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
5
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
18 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23

Kepala BNPT Tegaskan WNI Tak Terlibat Pengeboman Gereja di Filipina

Kepala BNPT Tegaskan WNI Tak Terlibat Pengeboman Gereja di Filipina
Suhardi Alius. (kompas.com)
Kamis, 14 Februari 2019 22:06 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menegaskan warga negara Indonesia (WNI) tak terlibat dalam pengeboman Gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel di Filipina.

Dikutip dari liputan6.com, Suhardi Alius mengatakan, sampai sekarang Pemerintah Filipina tidak bisa membuktikan keterlibatan WNI.

Dia menuturkan, pihaknya sudah sampai turun ke sana. Dan Pemerintah Filipina terlalu dini menyebut WNI terlibat.

''Sudah dicek, bahkan sudah kita cek sana. Terlalu dini. Buktinya sekarang enggak ada kelanjutan lagi,'' ucap Suhardi di Auditorium Lemhanas, Jakarta Pusat, Kamis (14/2/2019).

Suhardi meminta bukti jika pemerintah Filipina menuding pelakunya dari Indonesia. ''Bukan (WNI). Dari mana buktinya, tidak bisa dibuktikan,'' jelasnya.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Syahar Diantono sebelumnya menyampaikan, hingga kini tim masih belum mengenali identitas pelaku yang diduga WNI itu.

''Kami sudah konfirmasi tadi, jadi masih tetap yang pertama proses riksa labfor di Filipina untuk tes DNA. Dan tim Indonesia yang di sana terus mendalami, bekerja sama, berkoordinasi dengan penyidik yang di sana. Untuk mendalami semua informasi dari pemeriksaan saksi,'' tutur Syahar.

Menurut Syahar, hal yang menjadi kendala utama adalah tubuh pelaku yang saat ditemukan sudah tidak utuh. Pecahan bagian tubuh akibat ledakan itu pun tergolong kecil.

''Bagian tubuhnya hanya cuma jari, hanya cuma kaki sepotong-sepotong, itu kan perlu proses waktu,'' jelas dia.

Selain itu, penyidik juga mendalami keterangan dari pemeriksaan lima tersangka yang menyerahkan diri pada 2 Februari 2019. Para anggota Abu Sayyaf itu diduga memiliki keterkaitan dengan teror bom ganda yang menghantam gereja di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina, 27 Januari 2019.

''Inilah salah satu materi juga yang sedang dilakukan tim dari Indonesia untuk koordinasi dengan penyidik sana. Salah satunya itu,'' Syahar menandaskan. ***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/