Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
17 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
12 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
12 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus

Sebut SPP Lebih Mahal dari Sewa Villa, Dilarang Ujian Bila Tak Lunas, Ratusan Siswa SMK Negeri Desak Kepsek Mundur

Sebut SPP Lebih Mahal dari Sewa Villa, Dilarang Ujian Bila Tak Lunas, Ratusan Siswa SMK Negeri Desak Kepsek Mundur
Ratusan siswa SMK Negeri 1 Rembang demo menuntut kepala sekolahnya mundur. (tribunvido)
Jum'at, 12 Oktober 2018 08:35 WIB
REMBANG - Ratusan siswa SMK Negeri 1 Rembang, Pasuruan, Jawa Timur, menuding kepala sekolahnya (Kepsek-nya) arogan, karena melarang siswa mengikuti ujian bila belum melunasi SPP.

Sebagai bentuk protes atas kebijakan tersebut, ratusan siswa kelas X hingga XII melakukan orasi di halaman SMKN 1 Rembang, Kamis (11/10/2018). Mereka mendesak Kepala SMKN 1 Rembang mundur.

Dikutip dari Tribun Video yang melansir Tribun Jatim, para siswa mengeluhkan tidak adanya toleransi sedikitpun dari pihak sekolah terhadap siswa yang terlambat melunasi SPP.

Siswa mengaku kecewa, terutama dengan tingkah arogan pihak sekolah, khususnya kepala sekolah.

''Kami ingin dia mundur. Harga SPP aja tinggi. Berbeda jauh dengan sekolah lain. Kami minta dia mundur,'' kata seorang siswa yang tak mau disebutkan namanya.

Keluhan tersebut dituangkan dalam tulisan di sebuah karton:

''Kami Demo Ilmu gak barokah, Korupsi juga gak barokah pak''.

''Jangan mempersulit kami dalam meraih cita - cita''.

''Keluarkan tikus berdasi''.

''Harga SPP lebih mahal daripada villa di Songgoriti''.

''Welcome to SMKN Rembang, Dimana UTS bukan disuruh belajar, tapi disuruh lunasin SPP''.

Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Rohani Siswanto menyayangkan kebijakan sekolah yang melarang siswa ikut ujian lantaran tidak membayar SPP.

Di sisi lain, dirinya juga prihatin lantaran siswa berani demo ke pihak sekolah.

''Ini tidak mencontohkan pelajar yang baik. Bagi saya, ini sebenarnya yang salah siapa. Sekolahnya atau siswanya. Saya kira sekolahnya gagal memberikan edukasi dan komunikasi yang baik. Ini perlu ditindaklanjuti,'' katanya.

Menurut Rohani, sosok Kepsek tidak menjadi contoh yang baik sebagai pimpinan. Ia menilai, perlu ada perubahan, dan sepengetahuannya, kepsek ini memang agak susah diajak berkomunikasi.

''Kami akan lakukan koordinasi ke perwakilan SMA di Provinsi. Kewenangan SMKN kan sekarang ada di Provinsi. Makanya, kami akan lakukan rapat dalam jangka waktu dekat untuk menyelesaikan masalah ini,'' ungkap dia. ***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/