Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
24 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
2
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
3
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
4
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
5
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
38 menit yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
25 menit yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah

Data BNPB, 5.000 Orang Hilang Ditelan Tanah Rengkah dan Lumpur di Balaroa dan Petobo

Data BNPB, 5.000 Orang Hilang Ditelan Tanah Rengkah dan Lumpur di Balaroa dan Petobo
Kawasan Petobo berubah menjadi lumpur usai diguncang gempa 7,4 SR, Jumat (28/9) lalu. (republika.co.id)
Minggu, 07 Oktober 2018 21:21 WIB
PALU - Gempa 7,4 SR menyebabkan likuifaksi di Balaroa dan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Sebanyak 5.000 orang dilaporkan hilang akibat likuifaksi di dua kawasan tersebut.

Likuifaksi adalah fenomena tanah rengkah dan mengeluarkan air, kemudian menjadi lumpur sehingga kehilangan kekuatan untuk menahan benda-benda yang ada di atasnya.

Dikutip dari okezone.com, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, data 5.000 orang hilang akibat likuifaksi itu berdasarkan informasi dari Kepala Desa Balaroa dan Petobo.

''Balaora dan Petobo mengalami fenomena likuifaksi pada saat gempa 7,4 skala richter mengguncang Kota Palu dan sekitarnya pada 28 September yang lalu,'' ujar Sutopo Sutopo di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (7/10/2018).

Sutopo menambahkan, likuifaksi merupakan fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat beban getaran gempa. Secara keseluruhan rumah yang rusak di Balaroa akibat fenomena itu mencapai 1.045 unit.

''Sementara jumlah rumah yang terdampak likeufaksi di kawasan Petobo sebanyak 2.050 unit. Permukiman di sana tepat berada di jalur sesar gempa,'' sambungnya.

BNPB, kata Sutopo, masih melakukan verifikasi mengenai jumlah korban yang hilang. Tidak menutup kemungkinan laporan itu keliru. ''Karena bisa saja ada penduduk yang mengungsi ke daerah lain, namun dianggap hilang,'' tegasnya.

  Dia menjelaskan, sealin melakukan verifikasi data korban, pihaknya juga akan terus berupaya melakukan evakuasi di Petobo dan Balaroa.

BNPB menargetkan upaya evakuasi dapat selesai pada 11 Oktober 2018. ''Bila korban tak ditemukan maka akan dinyatakan hilang,'' pungkasnya.***

Editor:hasan b
Sumber:okezone.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/