Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
22 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
3
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
22 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
4
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
5
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
23 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
6
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023

Muslim China Ditindas, Pemimpin Dunia Hanya Diam, Termasuk Indonesia

Muslim China Ditindas, Pemimpin Dunia Hanya Diam, Termasuk Indonesia
Muslimah China. (foreignpolicy.com)
Rabu, 12 September 2018 08:49 WIB
JAKARTA - Otoritas China memasukkan satu juta Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, ke kamp-kamp penahanan. Mereka dihalangi beribadah dan dilarang mengucapkan salam (assalamualaikum).

Dikutip dari merdeka.com, mereka yang ditangkap dan dipenjarakan adalah orang-orang yang menunjukkan kepatuhan terhadap ajaran Islam, seperti melaksanakan shalat, berpuasa, tidak mengonsumsi alkohol, tak makan babi, menumbuhkan jenggot dan mengenakan pakaian tertutup.

Warga Muslim Uighur diperlakukan sebagai orang yang menderita penyakit mental. Setelah dikirim ke pusat penahanan, para tahanan dipaksa untuk mematuhi propaganda Partai Komunis. Mereka diperintahkan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan slogan komunis.

Mereka juga diwajibkan menghadiri sesi cuci otak setiap hari. Jika gagal mematuhinya, mereka akan disiksa dengan berbagai metode seperti dilarang tidur, dikurung di ruang isolasi, hingga berbagai penyiksaan fisik lain.

Warga Muslim Uighur diperlakukan sebagai 'musuh negara' karena identitas agama mereka. Mereka ditahan tanpa dakwaan dan bahkan akses ke perwakilan hukum. Semua informasi ini diperoleh dari aktivis hak asasi manusia, seperti dikutip dari Middle East Eye, Selasa (11/9).

Berita tentang penindasan terhadap warga minoritas ini telah berulangkali diangkat oleh media luar. Bahkan kepala Komite PBB tentang Penghapusan Diskriminasi Rasial juga pernah menyatakan bahwa China telah mengubah Uighur dari daerah otonom menjadi wilayah menyerupai kamp iterniran besar-besaran.

Ironisnya, semua ketidakadilan ini tidak sedikitpun memicu kemarahan global. Bahkan pemimpin negara-negara dunia, termasuk Indonesia, seolah menutup mata dengan apa yang dialami oleh warga Muslim Uighur. Cerita-cerita tentang penderitaan mereka dianggap tidak ada.

Bungkamnya pemimpin dunia terkait hal ini cukup mengejutkan. Dari 49 negara dengan mayoritas penduduk Muslim di seluruh dunia, tidak ada satu pun yang meminta kejelasan atau mengutuk China atas eskalasi pelanggaran HAM ini.

Posisi China sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi sangat besar dianggap sebagai penyebab bungkamnya para pemimpin dunia. Pengaruh China terhadap beberapa negara memang tidak bisa diragukan lagi.

Pekan lalu, China menjadi tuan rumah untuk Forum Kerjasama China-Afrika. Para pemimpin dari lebih 40 negara, termasuk yang populasi Muslimnya cukup besar, ikut hadir dalam forum tersebut. Presiden Xi Jinping menjanjikan dana sebesar USD 60 miliar untuk memulai pembangunan dan berjanji akan membatalkan utang beberapa negara yang kesulitan membayar kembali.

Tentu saja hal itu dianggap sebagai peluang besar oleh negara-negara Afrika. Dalam momen itu, tidak ada satupun pemimpin yang meminta tuan rumah untuk menjelaskan tentang pelanggaran HAM yang banyak dilaporkan oleh aktivis.***

Editor:hasan b
Sumber:merdeka.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/