Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
13 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
12 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
12 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
4
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
12 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
12 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer

Mentan Klaim Produksi Jagung Surplus, Tapi Masih Impor 330,8 Juta Kg Sepanjang Januari-Juli 2018

Mentan Klaim Produksi Jagung Surplus, Tapi Masih Impor 330,8 Juta Kg Sepanjang Januari-Juli 2018
Seorang petani memanen jagung. (republika.co.id)
Rabu, 15 Agustus 2018 10:32 WIB
JAKARTA - Menteri Pertanian (Amin) Amran Sulaiman mengklaim produksi jagung Indonesia suplus. Namun, sepanjang Januari hingga Juli 2018, Indonesia impor jagung 330,8 juta kilogram (kg).

''Kita sudah surplus jagung. Kita juga sudah ekspor,'' kata Amran di Institut Pertanian Bogor (IPB), Selasa (14/8), seperti dikutip dari republika.co.id.

Berdasarkan data ekspor-impor, Indonesia telah mengimpor 330,8 juta kg jagung dengan HS code 10059090 sepanjang Januari-Juli 2018. Sementara jumlah ekspor jagung mencapai 274,9 juta kg.

Namun Amran enggan menjawab ketika ditanya jenis jagung apa yang masih diimpor tersebut. ''Domain kami produksi. Produksi surplus,'' katanya.

Dia mengatakan, keberhasilan pemerintah mengekspor jagung merupakan prestasi membanggakan. Sebab, kata Amran, Indonesia beberapa tahun lalu mengimpor jagung hingga 3,6 juta ton setiap tahun dengan nilai sekitar Rp10 triliun.

''Sekarang kita sudah bisa ekspor. Ini ekspor kita juga diakui dunia,'' katanya.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai, Indonesia masih membutuhkan impor jagung, khususnya untuk memasok para perternak guna kebutuhan pakan ayam. Oleh karena itu, Bhima menilai pembatasan impor jagung perlu dilakukan dengan cermat.

''Kebijakan pembatasan impor yang kurang pas berakibat pada harga daging ayam dan telur yang sempat meroket,'' katanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, Kemendag telah menerbitkan Surat Pemberitahuan Impor (SPI) jagung industri dengan total alokasi 479.860 ton untuk memenuhi kebutuhan lima industri makanan dan minuman (mamin).

Impor jagung diperbolehkan dengan adanya aturan Permendag Nomor 21 Tahun 2018 yang baru terbit pada 15 Januari 2018 kemarin. Setelah dimoratorium pada 2017, impor jagung kembali diizinkan, namun dengan syarat untuk jagung pakan  yang berada di dalam HS Code 10059090.

Impor jagung untuk pangan hanya dapat dilakukan oleh Bulog dan perusahaan pemilik Angka Pengenal Importir-Produsen (API-P). Perusahaan API-P hanya mengimpor untuk keperluannya sendiri, bukan untuk dijual kembali.

Sedangkan, impor Jagung untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku industri hanya dapat dilakukan oleh perusahaan pemilik API-P. ''Sesuai Permendag 21/2018, yang dapat mengimpor jagung tanpa rekomendasi Mentan/rakortas adalah API-P dalam rangka bahan baku industri. Importasi jagung dibutuhkan karena jagung //dent corn// tidak dapat diproduksi di dalam negeri,'' kata Oke. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/