Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
21 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
18 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
18 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
19 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda

Ini Kriteria Calon Presiden yang Harus Dipilih Warga Muhammadiyah pada Pilpres 2019

Ini Kriteria Calon Presiden yang Harus Dipilih Warga Muhammadiyah pada Pilpres 2019
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir. (lp6c)
Senin, 13 Agustus 2018 08:48 WIB
JAKARTA - Seluruh warga Muhammadiyah diimbau menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum legislatif (Pileg) serta pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019 mendatang.

Imbauan tersebut disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir usai pidato kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Malang, Minggu (12/8/2018). Haedar juga meminta warga Muhammadiyah cerdas menentukan pilihannya.

''Tidak boleh golput, tapi tetap harus cerdas. Pilih mereka yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan dan kroninya,'' ujar Haedar Nasir, seperti dikutip dari liputan6.com.

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan warga Muhammadiyah agar memilih calon presiden yang tidak menghalangi usaha dan dakwah Muhammadiyah. Meski demikian, warga Muhammadiyah harus tetap santun dalam berpolitik. Mengutamakan menjaga toleransi dan rasionalitas.

''Siapapun presiden dan wakil presiden yang terpilih, harus bisa membangun sumber daya manusia,'' tutur Haedar.

Muhammadiyah juga mengkritisi kandidat yang membawa isu suku, agama dan ras (SARA) dalam berkampanye, juga yang kerap kampanye dengan ujaran kebencian.

''Silakan analisis sendiri. Dari dua pasangan itu siapa yang membawa primordialisme dan mana yang tidak,'' urai Ketua PP Muhammadiyah tersebut.

Muhammadiyah juga mengingatkan pada negara agar tak menyerah pada politik primordialisme. Negara harus turut andil dalam mengontrol politik SARA yang diyakin akan semakin gencar.

''Kita semua harus mendorong negara yang berkeadaban, termasuk dalam bersosial media,'' kata Haedar. ***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/