Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
12 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
10 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
12 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
10 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang

Catat, 21 Maret 2018 Terjadi Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Ini Penyebabnya

Catat, 21 Maret 2018 Terjadi Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Ini Penyebabnya
Ilustrasi. (tribunnews.com)
Kamis, 15 Maret 2018 20:20 WIB
JAKARTA - Pada Rabu (21/3/2018) mendatang, akan terjadi fenomena hari tanpa bayangan di Indonesia. Sebab, hari itu Matahari akan berada tepat di atas ekuator (khatuliswa).

Indonesia berada di garis ekuator, maka saat Matahari berada tepat di atas kepala akan mengakibatkan tidak adanya bayangan. Istilahnya adalah hari nir bayangan (hari tanpa bayangan).

Dikutip dari TribunTravel.com yang melansir akun Instagram resmi Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional (Lapan) RI, @lapan_ri, kejadian seperti ini berlangsung dua kali dalam setahun. Peristiwa berikutnya terjadi pada 23 September 2018.

Peristiwa ini terjadi lantaran Bumi beredar mengitari Matahari pada jarak 150 juta kilometer dengan periode sekitar 365 hari.

Garis edar Bumi berbentuk agak lonjong sehingga Bumi kadang bergerak lebih cepat dan lebih lambat.

Bidang edar Bumi disebut sebagai bidang ekliptika. Bidang ini miring sebesar 23,4 derajat terhadap bidang ekuator Bumi.

Oleh karena itu, Matahari tampak berada di atas belahan Bumi utara selama sekitar setengah tahun dan berada di atas belahan Bumi selatan setengah tahun sisanya.

Perubahan posisi tampak Matahari menyebabkan perubahan musim di Bumi. Misalnya empat musim di daerah subtropis juga musim kering-basah di wilayah Indonesia.

Nah, pada Selasa (20/3/2018) pukul 23.15 WIB, Matahari akan tepat berada di atas ekuator.

Peristiwa ini dikenal sebagai vernal equinox (vernus=musim semi, equus=sama, noct=malam).

Sebab pada hari itu, durasi siang dan malam di seluruh dunia akan sama, yakni 12 jam.

Di daerah ekuator, misalnya di Kota Pontianak, Matahari akan berada di atas kepala saat tengah hari vernal equinox sehingga sebuah tugu tegak akan tampak tanpa bayangan.

Keesokan harinya, Rabu (21/3/2018), Matahari akan mencapai titik puncak/kulminasi pada pukul 11.50 WIB.

Setelah itu, Matahari akan turun perlahan hingga terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/