Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
19 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
16 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
16 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
16 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
6
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
12 menit yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan

WAH SERU NIH... Gara-gara Ini, Ketua RT dan RW se-DKI Kompak Berontak Melawan Ahok

WAH SERU NIH... Gara-gara Ini, Ketua RT dan RW se-DKI Kompak Berontak Melawan Ahok
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Jum'at, 27 Mei 2016 09:30 WIB

JAKARTA - Ketua rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) dari berbagai wilayah di Jakarta kompak memprotes kebijakan Gubernur Basuki T Purnama alias Ahok.

Kebijakan yang dimaksud adalah kewajiban melaporkan kegiatan sehari-hari mereka melalui aplikasi Qlue.

Para ketua RT dan RW merasa mekanisme tersebut sangat mempersulit pekerjaan mereka. Mereka bahkan sampai mengancam akan memboikot pelaksanaan Pilgub DKI Jakarta 2017 gara-gara masalah ini.

Ketua Forum RT dan RW di Cilandak Amirullah Kadir mengatakan, dia tidak akan membantu penyelenggaraan Pilgub DKI 2017 jika diperintahkan membuat laporan via Qlue.

“Kalau begini, kami bubar saja. Pilgub DKI 2017 ini kami bubar karena ini sudah diktator,” ujar dia dalam rapat bersama Komisi A DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Kamis (27/5/2016) kemarin.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Forum RT dan RW di Ancol Kamiludin. Ia mengatakan, ada dua pengurus RW di Ancol yang berasal dari kalangan pengusaha. Mereka bersedia menjadi pengurus RW meski sibuk bekerja.

Ironisnya, tugas mereka sebagai pengurus RW malah jadi keteteran sejak adanya sistem laporan dengan aplikasi qlue. “Mereka sepakat dan saya bawa pernyataan sikap dari Ancol, 100 persen menolak kebijakan ini,” tegas Kamiludin.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengubah sistem pemberian uang operasional bagi ketua RT/RW. Uang tersebut ditentukan berdasarkan laporan lewat aplikasi Qlue.

“Kami lagi dorong RT/RW wajib lapor Qlue, jadi uang operasionalnya dari situ, Rp 10.000 per laporan,” tutur dia.

Qlue merupakan aplikasi Pemprov DKI Jakarta untuk wadah penampung semua kepentingan warga. Selanjutnya, laporan dari masyarakat kemudian dipetakan secara digital dan terintegrasi dengan laman smartcity.jakarta.go.id dan Cepat Respons Opini Publik.***

Editor:ridwan iskandar
Sumber:pojoksatu.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/