Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
2
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
22 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
3
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
22 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
4
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
21 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
5
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
19 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
6
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
16 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024

Kesadaran akan Kesehatan Meningkat, Peluang Bisnis Minuman Herbal Kini Sangat Menjanjikan

Kesadaran akan Kesehatan Meningkat, Peluang Bisnis Minuman Herbal Kini Sangat Menjanjikan
Ilustrasi
Jum'at, 27 Mei 2016 21:52 WIB
JAKARTA - Tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan telah mendorong bisnis minuman herbal menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan. Dan peminat minuman herbal pun terus meningkat dari tahun ke tahun.

Co Founder Alanabi, merek minuman herbal lokal, Rizalman menyatakan, saat ini, minuman herbal asing gencar menyerbu pasar domestik. Alanabi mencoba bersaing dengan produk asing dengan merilis minuman herbal penghangat tubuh dari buah kurma, jahe merah, madu, jintan hitam, dan delima yang dapat mengobati segala macam penyakit.

''Produk ini berawal dari kumpul-kumpul pengajian. Kita berpikir kenapa tidak membuat produk yang sesuai dengan ajaran agama,'' ujar Rizalman di Jakarta, Kamis (26/5).

Rizal mengatakan, meski telah memiliki konsep, ternyata tidak mudah untuk mengimplementasikannya menjadi sebuah produk. Setelah melalui uji coba berkali-kali, baru kemudian ditemukan produk yang pas dengan desain bagus, pabrik mumpuni, dan modal uang cukup.

Berbagai upaya dilakukan untuk bertahan dan mendorong penjualan Alanabi. Akhirnya, Maret 2016, Alanabi bermitra dengan PT Angsana Dwitunggal selaku distributor.

''Mereka menawarkan kontrak dengan produksi massal. Kami sudah teken MoU dan tinggal pelaksanaan. Sekarang omzet per bulan Rp 50 juta, dengan produksi 10 karton per hari. Ke depan, kami menargetkan produksi mencapai 50 karton per hari,'' tambah Rizalman.

Wakil Presiden Direktur Angsana Dwitunggal Goenardjoadi Goenawan mengatakan, bagi merek pemula seperti Alanabi, tidak mudah bersaing dengan produk sejenis kenamaan yang telah lama memonopoli pasar. ''Setelah ditunjuk menjadi distributor nasional Alanabi, kami akan masuk di dua segmen pasar, yakni pesantren dan toko tradisional,'' ujar dia.

Alanabi, kata dia, rencananya masuk 6.000 pesantren di Jawa dengan 25 titik pusat gudang. Produk ini juga akan masuk 2.000 toko tradisional di Jabodetabek melalui subdistributor consumer health yang sudah berjalan.

Walaupun banyak kompetitor dan persaingan yang semakin ketat, dia percaya Alanabi bisa bersaing, karena memiliki keunggulan lebih. Salah satunya adalah menggunakan bahan baku yang alami, bukan dari ekstrak. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:beritasatu.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/