Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
24 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
2
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
3
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
4
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
5
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
38 menit yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
25 menit yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah

Mendikbud Miliki Tiga Kiat Antisipasi Pornografi pada Anak

Rabu, 19 September 2012 07:25 WIB
Penulis: Wawan
JAKARTA, GORIAU.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengaku memiliki tiga kiat untuk mengantisipasi penyebaran pornografi pada anak-anak.


''Ada tiga kiat yaitu batasi sumber, pola pikirnya, dan aktivitasnya. Pertama, membatasi sumber. Sumber-sumber pornografi itu dibatasi,'' kata Mendikbud di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (18/9/2012).


Yang kedua, kata dia, adalah menekankan pada anak-anak tentang pentingnya menghindari sumber-sumber pornografi tadi.


''Tapi bukan sekedar tidak boleh, tidak boleh, tapi harus diisi dengan pola pikir, pola pikir kegiatan yang positif,'' katanya.


Sedangkan yang ketiga, menurut M Nuh adalah menciptakan kegiatan-kegiatan yang bisa menghindarkan anak dari perilaku itu.


Sementara itu saat ditanya mengenai hasil survei yang menyebutkan bahwa 90 persen siswa SMA simpan konten pornografi, M Nuh menggarisbawahi perlunya menyikapi hasil survei itu dengan bijak.


''Membaca hasil survei harus utuh, misal pertanyaannya seperti apa, logika nalarnya seperti apa? Karena dari itulah kita bisa menyimpulkan apakah anak-anak itu sudah sangat (terpapar) pornografi atau hanya sekedar mengetahui apa itu pornografi,'' katanya.


Mendikbud menyatakan terima kasih atas survei tersebut namun ia mengingatkan bahwa survei adalah suatu kaidah akademik sehingga kebenarannya juga harus mampu merepresentasikan. ''Karena kalau tidak representatif maka tidak bisa dipakai,'' katanya.


Oleh karena itu, menurut Mendikbud, sangat penting cara memilih responden dalam sebuah survei seperti latar belakang maupun jumlah, demikian juga jenis pertanyaan yang digunakan untuk menghindari terbangunnya sebuah opini.(nti/ant)

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/