Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
18 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
15 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
17 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
13 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
12 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
13 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini

Lebih 50 Persen Polisi Lalu Lintas di Negara Ini Ditahan, Ini Kesalahannya

Lebih 50 Persen Polisi Lalu Lintas di Negara Ini Ditahan, Ini Kesalahannya
Peta Malta. (republika.co.id)
Rabu, 12 Februari 2020 21:15 WIB
VALLETTA - Lebih 50 persen polisi lalu lintas di Malta ditahan. Mereka diduga melakukan penipuan jam lembur.

Dikutip dari republika.co.id, untuk memastikan ketersediaan polisi di jalanan, perwira polisi menggelar rencana darurat.

Pihak kepolisian mengatakan, 30 unit yang setiap unitnya beranggota 50 orang ditanyai oleh Unit Kejahatan Ekonomi. Mereka diduga mengisi laporan ratusan jam lembur yang tidak mereka lakukan selama tiga tahun terakhir.

Beberapa petugas juga dituduh menyalahgunakan bensin. Bensin untuk kendaraan patroli dipakai untuk kendaraan pribadi mereka.

Sumber polisi mengatakan mantan polisi lalu lintas yang sudah di divisi atau seksi lain dipaksa untuk kembali ke tugas lama mereka. Namun, para pengguna jalan mengatakan mereka tidak menyadari jumlah polisi yang ada di jalan semakin sedikit.

Perdana Menteri Malta Robert Abela mengatakan sangat bagus bila polisi menyelidiki orang-orang mereka sendiri. Menurutnya, hal itu menunjukkan polisi Malta berfungsi dengan baik.

''Jika penyelidikan ini membuat orang-orang yang ditahan ke pengadilan atau tindakan penegakan hukum sudah diambil, maka ini yang akan terjadi,'' kata Abela, Rabu (12/2).

Malta negara terkecil di Uni Eropa. Beberapa tahun terakhir negara itu diguncang tuduhan merebaknya korupsi, kronisme, dan pelanggaran finansial yang dilakukan baik oleh elite politik maupun bisnis.

Abela naik menjadi perdana menteri bulan lalu. Pendahulunya mengundurkan diri karena dinilai gagal melakukan penyelidikan atas pembunuhan jurnalis anti-korupsi Daphne Caruana Galizia. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/