Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSM Makassar dan Borneo FC Resmi Ikuti ASEAN Club Championship
Olahraga
11 jam yang lalu
PSM Makassar dan Borneo FC Resmi Ikuti ASEAN Club Championship
2
Gerindra Siapkan Empat Tokoh Ini untuk Pilkada DKI
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Gerindra Siapkan Empat Tokoh Ini untuk Pilkada DKI
3
Haris Muhammadun Mantap Melaju Sebagai Wakil Wali Kota Tangerang
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Haris Muhammadun Mantap Melaju Sebagai Wakil Wali Kota Tangerang
4
Indonesia Gagal Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris, Shin Tae-yong Kena Kartu Merah
Olahraga
7 jam yang lalu
Indonesia Gagal Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris, Shin Tae-yong Kena Kartu Merah
5
Gagal ke Olimpiade 2024 Paris, Iwan Bule Tetap Apresiasi Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
7 jam yang lalu
Gagal ke Olimpiade 2024 Paris, Iwan Bule Tetap Apresiasi Perjuangan Garuda Muda
6
Erick Thohir, Terima Kasih Garuda Muda,Terima Kasih Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
Erick Thohir, Terima Kasih Garuda Muda,Terima Kasih Indonesia

Eskalasi Berlanjut, 3 Juta Muslim di Suriah Terancam Risiko Mengerikan

Eskalasi Berlanjut, 3 Juta Muslim di Suriah Terancam Risiko Mengerikan
Asap membubung setelah serangan udara pasukan Suriah dan Rusia mengenai Kota aAl-Habeet, selatan Idlib, Suriah, Ahad (19/5). (republika.co.id)
Jum'at, 23 Agustus 2019 09:46 WIB
JENEWA - Lebih 3 juta orang yang notabene umat Islam, terancam risiko mengerikan akibat berlanjutnya eskalasi di barat laut Suriah.

Dikutip dari republika.co.id, Juru Bicara Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan, pihaknya sangat terganggu dengan berlanjutnya eskalasi di barat laut Suriah tersebut.

Selain itu prospek serangan lebih dalam ke Idlib dapat memicu gelombang baru penderitaan manusia yang mungkin berdampak pada lebih dari tiga juta orang.

''PBB mendesak semua pihak untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional secara penuh,'' kata Dujarric seperti dilansir dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (22/8).

Dujarric melanjutkan, Sekjen PBB mengulangi seruan mendesaknya untuk menegakkan nota kesepahaman atau MoU September 2018 tentang Idlib, merujuk pada kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Turki dan Rusia.

Dujarric menambahkan, kelompok-kelompok kemanusiaan di Idlib melaporkan meninggalnya tiga warga sipil dan 14 terluka dalam bentrokan pada Selasa kemarin, termasuk wanita dan anak-anak. Dia pun mengecam pemindahan dan penderitaan penduduk setempat.

Apalagi ribuan di antaranya harus pindah ke lokasi lain beberapa kali untuk menghindari serangan rezim. Dan antara 1 Mei dan 18 Agustus tahun ini, ada 576 ribu pergerakan orang-orang terlantar yang tercatat di barat laut negara itu.

''Banyak orang telah terlantar hingga lima kali, beberapa terpaksa di antaranya pindah sebanyak 10 kali karena pertempuran yang sedang berlangsung,'' ujarnya.

Turki dan Rusia sepakat pada September lalu untuk mengubah Idlib menjadi zona deeskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang. Namun, rezim Suriah dan sekutunya, secara konsisten melanggar ketentuan gencatan senjata, dan sering melancarkan serangan dalam wilayah tersebut.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/