Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
22 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
18 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
3
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
22 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
4
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
22 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
5
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
18 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
6
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
18 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC

Pakar dari BPPT Prediksi Gempa 8,8 SR dan Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Begini Tanggapan Sekda DIY

Pakar dari BPPT Prediksi Gempa 8,8 SR dan Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Begini Tanggapan Sekda DIY
Kerusakan yang ditimbulkan tsuami dahsyat di Aceh tahun 2004. (liputan6.com)
Minggu, 21 Juli 2019 13:32 WIB
YOGYAKARTA - Pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko memprediksi bakal terjadi gempa bumi berkekuatan 8,5 SR hingga 8,8 SR yang memicu tsunami setinggi 20 meter di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, khususnya selatan Daerah Istimwa Yogyakarta (DIY) dari Cilacap hingga Jawa Timur.

Dikutip dari beritasatu.com, Sekretatis Daerah (Sekda) Provinsi DIY Gatot Saptadi mengatakan, potensi bencana seperti yang dirilis BPPT tersebut harus disikapi dengan kesiapan semua pihak terkait yang memantau kebencanaan agar semaksimal mungkin meminimalisasi dampak bencana.

''Memang pasti akan menimbulkan kepanikan, tetapi dari sisi lain, peringatan itu kita butuhkan, untuk membuat pemetaan bencana, hingga upaya-upaya siap siaga kapanpun terjadi bencana, tidak usah menunggu tsunami atau megathrust karena kita tidak tahu kapan terjadi,'' ucap Gatot, Sabtu (20/7/2019).

Dikatakannya, DIY pernah mengalami bencana gempa bumi besar pada 2006 lalu, sehingga provinsi memiliki protap kesiapsiagaan menghadapi bencana, salah satunya adalah program mitigasi bencana, konsep pencegahan dan penyelamatan dan kesiapan sosial.

Termasuk pemasangan alat early warning system (EWS) untuk mendeteksi bencana, juga sudah dilaksanakan hingga alat peringatan dini, jalur evakuasi, papan penunjuk, dan lainnya di sejumlah pantai di DIY.

Menurut Gatot, alat pemantau gempa atau tsunami ini pun akan memberikan informasi jika ada kondisi darurat, dengan jeda sekitar 30 menit untuk pergi menjauh.***

Editor:hasan b
Sumber:beritasatu.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/