Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
14 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
3
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
14 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
4
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
18 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
5
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
Umum
14 jam yang lalu
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
6
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Umum
14 jam yang lalu
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto

Sempat Kondusif, Buton Kembali Rusuh, 2 Tewas dan 8 Terluka

Sempat Kondusif, Buton Kembali Rusuh, 2 Tewas dan 8 Terluka
Aparat polisi bersiaga. (tribunnews)
Jum'at, 07 Juni 2019 12:08 WIB
BUTON - Kerusuhan kembali pecah di Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Kamis (6/6) sore. Akibatnya, dua warga tewas dan delapan orang terluka.

''Data sampai dengan saat ini, ada 8 warga yang terluka dan sudah mendapatkan perawatan. Dua warga meninggal dunia,'' kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhart Santoso, kepada merdeka.com, Jumat (7/6).

Sementara jumlah warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina yang mengungsi, sambung Harry, sudah mencapai 871 orang.

''Untuk warga yang mengungsi yang terdata sampai siang ini adalah 871 jiwa,'' ujar Harry.

Harry menegaskan, saat ini situasi di sana naik jadi Siaga 1, meskipun pada Kamis (6/6) sempat kondusif. Sudah 2 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 200 personel Brimob bersiaga di wilayah kerusuhan tersebut..

''Anggota Polda Sultra melaksanakan siaga 1. Saat ini sudah ada 2 SSK Brimob dan 2 SST TNI dari Korem Haluoleo,'' katanya.

Sebelumnya, terjadi bentrok di Buton pada Rabu (5/6/2019) sore yang menyebabkan ratusan orang mengungsi. Bentrokan ini melibatkan antar kelompok pemuda Desa Gunung Jaya dan pemuda Desa Sampuabalo.

Akibat bentrokan ini, sebanyak 87 rumah warga Desa Gunung Jaya hangus dibakar oleh warga Desa Sampuabalo.

Pertikaian ini disebabkan lantaran adanya salah paham. Pemuda Sampuabalo melintas di Desa Gunung Jaya dengan memainkan gas motor. Hal ini membuat warga Gunung Jaya tersinggung dan marah.

''Karena kesalahpahaman antara Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo, yang diawali dari pemuda Sampuabalo yang melintas di Desa Gunung Jaya, karena memainkan gas motor. Masyarakat Gunung Jaya terganggu dan tidak terima sehingga masyarakat mengeluarkan pernyataan yang tidak mengenakkan," kata Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjend Pol Irianto, di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Kamis (6/6/2019) siang, dikutip dari Kompas.com.

Tak terima, warga Desa Sampuabalo datang ke Desa Gunung Jaya dan melempari rumah-rumah warga dengan batu.

''Kejadian tersebut berlanjut, tak lama kemudian, masyarakat Sampuabalo tiba-tiba datang ke Gunung Jaya terjadi lemparan batu. Masyatakat Desa Gunung Jaya sangat sedikit penghuninya, sehingga ada pembakaran,'' tambah Irianto.

Setelah sempat kondusif, bentrokan kembali terjadi pada Kamis (6/6/2019) sore di Desa Sampuabalo. Bentrokan tersebut mengakibatkan dua orang warga Desa Gunung Jaya tewas serta delapan orang mengalami luka-luka.

''Untuk sementara yang meninggal dunia itu ada dua orang, delapan yang mengalami luka-luka dan dirujuk ke rumah sakit,'' kata Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Djufri, Kamis (6/6/2019).***

Editor:hasan b
Sumber:merdeka.com dan kompas.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/