Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
23 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
3
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
11 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
11 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
6
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
11 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run

PSI Tolak Perda Syariah, Suhud Alynudin: Hanya PKI yang Menolak Agama

PSI Tolak Perda Syariah, Suhud Alynudin: Hanya PKI yang Menolak Agama
Suhud Alynudin. (int)
Minggu, 18 November 2018 09:10 WIB
JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie yang akan menolak semua peraturan daerah (Perda) berlandasakan agama, termasuk Perda Syariah, mendapat kritikan dari berbagai pihak.

Dikutip dari kumparan.com, Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Alynudin mengasosiasikan sikap PSI tersebut dengan PKI. ''Hanya PKI yang menolak agama. Perda itu merupakan wujud aspirasi rakyat di daerah tersebut. Harus dihormati,'' kata Suhud.

Parpol Islam yang satu koalisi dengan PSI dalam pencalonan Jokowi-Ma'ruf, seperti PPP, juga mengkritik. Ketum PPP Romahurmuziy menegaskan, bagi partainya, memperjuangkan Perda bernuansa syariah bukan suatu hal yang bisa dikompromikan.

''Merupakan fardhu kifayah adanya partai politik yang memperjuangkan undang-undang bernuansa syariah, atau undang-undang bernuansa Islam ke dalam undang-undang di lingkungan Republik Indonesia,'' kata Romy.

Sementara Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan, wacana Grace tersebut masih masih harus diuji kembali di masyarakat. ''Ini hanya isu aja. Jualan politik. Dipahami secara biasa saja. Tidak usah terlalu serius. Kita lihat saja apa yang terjadi setelah Pemilu nanti,'' kata Saleh.

Senada dengan PAN, PKB pun melihat narasi yan dibangun Grace masih perlu diuji lewat pemilu di daerah. Ketua DPP PKB Lukman Edy menambahkan PSI harus cermat menentukan Perda bernuansa agama seperti apa yang ditentang. Pasalnya, menurut Lukman selama ini Perda bernuanasa agama yang berlaku di sejumlah daerah di Indonesa tidak bertentangan dengan UUD 1945.

''Saran saya bagi PSI harus memilah-memilah perda syariah mana yang ditetentang karena mengandung muatan intoleransi dan Perda syariah mana yang itu tidak melanggar uud 1945," kata Lukman.

''Enggak bisa juga mengmbil generalisasi , keliru PSI kalau menggeneralisasi,'' tambanya.

Advokat Eggi Sudjana mengatasnamakan Laskar Persaudaraan Pekerja Muslim di Indonesia (PPMI), bahkan membawa polemik ini ke ranah hukum, melaporkan Grace Natalie ke Bareskrim Mabes Polri.

Namun, hinga kini Grace Natalie tetap teguh dengan sikap partainya tersebut. Ia berharap produk hukum yang dikeluarkan pemerintah daerah tak diskriminatif.

''Kami ingin agar produk hukum adalah universal, tidak parsial, tidak mendasar pada agama apapun,'' kata Grace.***

Editor:hasan b
Sumber:kumparan.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/