Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
22 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
3
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
4
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
Olahraga
23 jam yang lalu
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
5
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
7 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
6
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
5 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris

Tidak Sakit, Tapi Bosan Hidup, Ilmuwan Asal Australia Berusia 104 Tahun Bunuh Diri dengan Bantuan Medis

Tidak Sakit, Tapi Bosan Hidup, Ilmuwan Asal Australia Berusia 104 Tahun Bunuh Diri dengan Bantuan Medis
Ilmuwan asal Australia David Goodall yang berusia 104 tahun mengakhiri hidupnya dengan bantuan medis. (sindonews)
Jum'at, 11 Mei 2018 17:40 WIB
LONDON - David Goodall, ahli botani asal Australia yang berusia 104 tahun merasa bosan menjalani kehidupannya hingga memutuskan bunuh diri melalui euthanusia.

Dikutip dari sindonews.com, keinginan David Goodall akhirnya terwujud. Dia meninggal di sebuah klinik di Swiss yang membantunya bunuh diri secara medis. Sebelumnya dia tidak diizinkan melakukan tindakan yang sama di Australia.

Ilmuwan itu tidak menderita penyakit apa pun tetapi mengatakan kesehatannya menurun dan ingin mati.

Ahli botani yang lahir di Inggris harus pergi ke Swiss untuk memungkinkan dia melakukan bunuh diri melalui bantuan.

Pendiri yayasan Exit International, pihak yang membantu ahli ekologi itu mengakhiri hidup, Philip Nitschke, mengatakan, Goodall meninggal pada pukul 10.30 GMT.

''Dia meninggal dengan damai,'' kata Philip, dikutip dari AFP.

Menurut Philip, Goodall dibius menggunakan cairan Nembutal yang dimasukkan dengan cara infus.

Goodall sebenarnya ingin meninggal di Australia. Namun hukum di negara itu tak membolehkan seseorang menjalani euthanasia jika tidak dalam kondisi sakit parah.

Victoria merupakan negara bagian pertama di Australia yang mengizinkan euthanasia, namun hanya bagi pasien yang divonis dokter tidak bisa bertahan lebih dari enam bulan. Itu pun undang-undanganya baru berlaku mulai Juni 2019.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/