Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
23 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
3
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
Olahraga
24 jam yang lalu
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
4
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
9 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
5
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
7 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
6
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
5 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta

Ini Sederet Risiko bagi Ibu dan Janin Bila Jarak Kehamilan Terlalu Dekat

Ini Sederet Risiko bagi Ibu dan Janin Bila Jarak Kehamilan Terlalu Dekat
Ilustrasi. (pedulisehat)
Kamis, 12 April 2018 08:31 WIB
JAKARTAJarak kehamilan yang terlalu dekat memiliki sederet risiko bagi sang ibu dan bayinya. Karena itu, perlu dilakukan pengaturan jarak kehamilan yang ideal.

Dikutip dari dream yang melansir Baby Center, kehamilan yang terlalu dekat memiliki sederet risiko kesehatan yang bisa membahayakan ibu dan janin.

Risiko yang mungkin muncul antara lain tingginya kemungkinan kelahiran prematur, serta berat badan bayi lahir rendah. Apabila kehamilan terlalu dekat, kondisi rahim belum pulih secara maksimal dari persalinan awal.

Efeknya, menurut Bidanku, belum bisa memaksimalkan pembentukan cadangan makanan bagi janin dan untuk ibu sendiri.

Akibatnya bayi akan terlahir dengan berat badan rendah, kekurangan zat gizi dan bayi menjadi tidak sehat. Selain itu bayi juga rentan terhadap kelainan plasenta.

Lalu risiko kesehatan juga bisa dialami ibu. Ibu bisa mengalami anemia akut. Ibu hamil yang terkena anemia akut akan meningkatkan risiko terhadap perdarahan, komplikasi kehamilan, bayi terlahir prematur, risiko perdarahan saat persalinan dan yang terburuk yaitu keguguran.

Hal yang tak kalah penting dalam menentukan jarak kehamilan adalah aspek psikologis dan finansial. Pada ibu yang baru saja melahirkan, pasti bukan hanya mengalami kelelahan fisik tapi juga psikis. Butuh waktu bagi ibu beristirahat dan mengurus anak secara optimal.

Jika kehamilan terlalu dekat kondisi psikologis ibu boleh dibilang masih 'kelelahan'. Anak yang masih kecil juga membutuhkan perhatian ibu secara maksimal. Begitu juga dari sisi finansial.

Pertimbangannya bukan hanya biaya pemeriksaan, persalinan, tapi juga jangka panjang, yaitu pendidikan. Untuk itu rencanakan kehamilan dengan matang, dengan jarak yang tak terlalu dekat agar bisa mengasuh anak secara optimal.

Jarak kehamilan yang direkomendasikan adalah minimal 12 hingga 24 bulan. Bisa konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk melakukan perencanaan kehamilan dengan matang.***

Editor:hasan b
Sumber:dream.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/