Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
16 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
3
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
16 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
4
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
20 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
5
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
Umum
16 jam yang lalu
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
6
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Umum
15 jam yang lalu
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto

Kayu Bakar Membuat Rendang ini Wangi dan Lemaknya Nendang

Kayu Bakar Membuat Rendang ini Wangi dan Lemaknya Nendang
Rendang Jambak jelang proses pemasakan
Senin, 26 Maret 2018 08:13 WIB
MEDAN- Ketika banyak pengusaha  berlomba-lomba menciptakan produk yang mudah dan instan, Ismail Jambak  ini   justru mundur ke belakang. Pada masa dimana masyarakat masih memasak dengan  kayu bakar. Dia pun tabah berpanas-panas hingga tangan pegal selama 6 jam demi mendapatkan rendang yang wangi nan lamak di lidah.

Dengan memanfaatkan halaman depan rumah, Ismail Jambak (27) , warga Jalan Datuk Kabu Lorong Sultan 2 Pasar 3 Tembung Medan ini memproses usaha rendang yang dilakoninya sejak satu tahun belakangan ini. Dalam usia yang tidak begitu lama, rendang Ismail Jambak sudah melanglang buana, Mulai dari Malaysia, Arab  hingga Amerika. “Orang yang ke Umrah suka bawa rendang, karena bisa dimakan instan,”papar Ismail Jambak kepada Gosumut.com Minggu (25/3/2018).

Dalam mengelola usaha, pria yang sebelumnya bekerja di sebuah usaha travel di Malaysia ini dibantu oleh ibunya Juriah (55). “Di usaha kuliner kami juga bukan pemain baru. Dulu ibu mengelola usaha rumah makan khas Minang selama 25 tahun,”ucapnya.

Pakai santan kental

Salah satu kunci lezatnya rendang menurut Ismail adalah penggunaan santan kental, selanjutnya bumbu-bumbunya yang pas. Jenis rendang yang diproduksi keluarga kecil ini adalah rendang tradisional khas Minang. Wujud rendang yang kering dengan warna kehitaman. Daging sapi dipotong dengan ukuran yang lumayan besar dan utuh.

Untuk mendapatkan rendang yang kering harus dimasak hingga 11 jam. Terus diaduk hingga santannya mulai mengering. Rendang yang kering membantu daya tahan. “Ini bisa tahan hingga 6 bulan,”tutur Ismail.  Rendang yang sudah masak baru dikemas keesokan harinya.  Perlu kemasan khusus agar rendang tetap tahan lama tanpa menggunakan pengawet.

Menurut Ismail, ada perbedaan rasa rendang yang dimasak dengan kompor gas dan kayu bakar. “Kayu bakar itu rasanya lebih wangi. Ya beda lah. Tetap ada pengaruhnya,”paparnya. Dirinya juga memiliki alasan lain, yaitu  agar usahanya memiliki ciri khas yang beda dengan usaha orang lain.

Dalam memasarkan produk, Ismail melakukan promosi dari teman ke teman dan menitipkan di beberapa usaha oleh-oleh yaitu di toko oleh-oleh Markisah Noerlen Jalan Sei Tuan, Usaha Sate Rahmat Simpang Karo.

Editor:Sisie
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/