Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
18 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
16 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
18 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
16 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
2 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital

Alhamdulillah, Daya Beli Petani Perkebunan Rakyat Riau Mulai Naik

Alhamdulillah, Daya Beli Petani Perkebunan Rakyat Riau Mulai Naik
Ilustrasi
Minggu, 04 September 2016 06:41 WIB
PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau menyatakan, sepanjang Agustus 2016 nilai tukar atau daya beli petani Riau subsektor perkebunan rakyat mengalami kenaikan 0,77%.


"Kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,07 persen," kata Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Riau Tri Wahyu Joko Pratomo di Pekanbaru, Jumat (2/9).

Dia mengatakan, nilai tukar petani sektor perkebunan rakyat dirujuk berdasarkan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib), dan dinyatakan dalam persentase dengan indikator subsektor perkebunan kopi, kelapa pantai, dan sawit di sejumlah kawasan pesisir Riau.

Ia menyebutkan, untuk daya beli petani di sektor perkebunan sawit diteliti pada 10 kabupaten, antara lain Indragiri Hilir dan Tembilahan. Sektor perkebunan karet di Kabupaten Kampar, sedangkan petani di Tembilahan juga bekerja di sektor perkebunan kelapa.

"Saat ini tercatat 50-54 persen petani Riau bekerja di sektor perkebunan kopi, kelapa, sawit, dan cokelat," katanya lagi.

Sedangkan kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh kenaikan indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,84% khususnya kelapa sawit dan karet.

Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naik indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,09% khususnya cabai rawit, cabai merah, gula pasir, beras dan lainnya.

Untuk indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami penurunan sebesar 0,08% khususnya herbisida, TSP/SP36, urea, dan pupuk kandang serta kompos. (ant)

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:medanbisnis.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/