Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
8 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
9 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
3
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
8 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
4
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
6 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
5
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
15 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
6
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
6 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan

Masihkah Toleransi Antar Agama Indonesia Tinggi? Ini Hasil Survei Terbaru

Masihkah Toleransi Antar Agama Indonesia Tinggi? Ini Hasil Survei Terbaru
dream.co.id
Rabu, 28 Desember 2016 06:30 WIB
JAKARTA-Wahid Foundation bersama Lembaga Survei Indonesia menyebut Indonesia menyimpan potensi masalah yang bisa membuat munculnya intolerensi sosial keagamaan

Indonesia masih didaulat sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Hingga saat ini, sebanyak 207 juta jiwa Muslim hidup menetap dan menjadi warga negara.

Meski demikian, sejumlah potret intoleransi beragama muncul dalam beberapa tahun terakhir. Apakah Indonesia sudah tidak toleran lagi?

Terkait permasalahan ini, Wahid Foundation bekerja sama dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) menggelar survei toleransi beragama di Indonesia pada akhir Maret 2016 lalu. Survei ini dijalankan di 34 provinsi di Indonesia.

Hasil survei ini, yang diunggah di akun Facebook Wahid Found menyebut wajah Muslim Indonesia menyukai perdamaian dan toleransi. Sebanyak 72 persen responden menyatakan menolak tindakan radikal yang menyatakan kekerasan atas nama agama.

Sebanyak 88,39 persen responden menyatakan setiap warga negara bebas memeluk agama dan keyakinan sesuai pikiran dan keseadarannya. Selain itu, 65,35 persen responden berpendapat negara harus melindungi setiap pemikiran yang berkembang di masyarakat.

Sementara 82,3 persen menyatakan Pancasila dan Undang-undang Dasar telah sesuai bagi Indonesia. Sedangkan 67,3 persen responden mendukung nilai-nilai demokrasi.

Meski demikian, Indonesia tengah menghadapi tantangan serius yaitu menguatnya potensi intoleransi sosial keagamaan. Potensi ini dapat memicu tindakan radikalisme atas nama agama jika dibiarkan.

Survei tersebut juga mencatat sebanyak 600 ribu jiwa menyatakan pernah melakukan aksi radikalisme atas nama agama. Sementara 11 juta jiwa lainnya berpotensi akan melakukan aksi radikalisme jika ada kesempatan.


Editor:Sisie
Sumber:dream.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/