Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
22 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
2
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
19 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
3
Kandang Persib Siap Membiru Di Semi Final, Energi Bagi Dedi Kusnandar Dkk
Olahraga
24 jam yang lalu
Kandang Persib Siap Membiru Di Semi Final, Energi Bagi Dedi Kusnandar Dkk
4
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
Olahraga
22 jam yang lalu
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
5
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
19 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Home  /  Berita  /  Internasional

Protes Aksi Bakar Alquran, PBNU Desak Pemerintah Panggil Dubes Swedia

Protes Aksi Bakar Alquran, PBNU Desak Pemerintah Panggil Dubes Swedia
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi. (Foto: Istimewa)
Senin, 23 Januari 2023 21:35 WIB

JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ikut menyoroti aksi pembakaran salinan Alquran oleh pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Rasmus Paludan, di Swedia beberapa waktu lalu.

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi meminta masyarakat di tanah air jangan sampai terprovokasi terhadap aksi bakar Alquran, ia pun mendesak agar pemerintah Indonesia segera memanggil Duta Besar (Dubes) Swedia untuk menyatakan protes.

"Umat Islam Indonesia agar tetap tenang dan tidak perlu terpancing emosi oleh provokasi tersebut, kita mendukung pemerintah melalui Kemlu RI mengajukan nota protes kepada pemerintah Swedia dengan memanggil Dubes Swedia di Indonesia,” kata Gus Fahrur kepada wartawan, Senin (23/1/2023).

Ia menegaskan perilaku Rasmus Paludan telah menodai toleransi beragama dalam skala global. Tindakan tersebut berpotensi merusak perdamaian. Gus Fahrur menegaskan kebebasan berekspresi memang harus diakomodir, namun dalam meluapkannya harus menggunakan cara yang bertanggung jawab.

“Membakar kitab suci adalah tindakan yang sangat tercela dan tidak sopan, kita menolak keras perilaku dan ujaran kebencian serta ekstremisme yang merusak perdamaian dan toleransi antar ummat beragama,” ucapnya.

Diketahui, pembakaran Al-Qur’an dilakukan oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras. Paludan, yang juga berkewarganegaraan Swedia, pernah menggelar sejumlah demonstrasi di masa lalu, ketika dia membakar Al-Qur’an.

Pembakaran Al-Qur’an itu terjadi saat demonstrasi anti-Turki dan upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO yang terjadi di Stockholm. Dalam izin yang diperolehnya dari polisi, dikatakan protesnya dilakukan terhadap Islam dan apa yang disebut upaya Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.

Beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi, Yordania, dan Kuwait, mengecam pembakaran salinan Al-Qur’an. “Arab Saudi menyerukan untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, serta menolak kebencian dan ekstremisme,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Hukum, Pemerintahan, Politik, Internasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/