Di Summit of Women Speakers, Puan Dorong Kepemimpinan Perempuan di Dunia Politik
"Pandemi, perubahan iklim, krisis pangan dan energi, serta dampak ketegangan geopolitik telah menghantam dunia tanpa pandang bulu," ujar Puan sebagaimana dikutip GoNEWS.co dari siaran resmi di Jakarta.
Baca Juga: DPR Minta BPK dan BPKP Kawal Penyaluran Subsidi BBM hingga Bantuan Sosial
Baca Juga: Anggota DPR: Kenaikan BBM Bisa Picu Gelombang PHK
Puan pun menyinggung soal tambahan 75-95 juta orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2022. Bahkan, sebanyak, 828 juta orang tidur dalam keadaan lapar setiap malam.
"Saat ini, kita tidak hanya perlu pulih, tetapi kita juga perlu membangun dunia yang tangguh, dunia yang lebih baik untuk semua orang," tuturnya.
Baca Juga: DPR Minta KLHK Dukung Peran Komunitas dalam Penanganan Sampah
Baca Juga: DPR Sahkan RCEP, CSIS: Modal Suksesi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023
Di hadapan para ketua parlemen perempuan dunia, Puan mengungkapkan pandangannya untuk membangun dunia yang tangguh. Ia menyebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencapai hal itu.
"Pemulihan global pasca-pandemi harus menjunjung tinggi prinsip inklusivitas. Kita membutuhkan proses pemulihan yang berpusat pada masyarakat. Setiap orang harus mengambil bagian dalam upaya global kita untuk pemulihan," sebut Puan.
Baca Juga: Di Kongres Perempuan Indonesia, Siti Fadilah Serukan Kembali Ke UUD 1945
Baca Juga: Puan Belum Ketemu Airlangga, Pengamat: Hanya soal Teknis
Menurut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu, proses pemulihan harus mengurangi kesenjangan ketimpangan yang semakin melebar sebagai dampak pandemi Covid-19. Puan juga menilai, upaya pemulihan pasca-pandemi Covid-19 harus berfokus pada pembangunan dunia yang lebih baik.
"Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 tetap menjadi peta jalan terbaik dunia menuju kemakmuran bersama. Kita harus melipatgandakan upaya kita secara kolektif untuk mengatasi masalah global multidimensi yang sedang dihadapi dunia kita," papar mantan Menko PMK itu.
Baca Juga: Tanpa Puan PDIP, KIB Bisa Usung Capres Sendiri
Baca Juga: Inang-Inang ke Puan: Mantap Kali Otak Kau
Puan menambahkan, para pemangku kebijakan perlu memobilisasi kemitraan global dalam pengurangan emisi. Selain itu juga untuk mengejar ekonomi hijau dalam pemulihan global pasca-pandemi.
"Kita pun perlu memastikan partisipasi aktif dan kepemimpinan perempuan dalam semua proses pemulihan. Perempuan sudah menjadi garda terdepan dalam perjuangan kita melawan pandemi," ungkap Puan.
Baca Juga: Pertemuan Puan-Airlangga Diharapkan Produktif
Ketua Majelis Sidang IPU ke-144 itu menyinggung soal 70% tenaga kesehatan di masa pandemi Covid-19 yang adalah perempuan. Oleh karenanya, Puan meyakini kepemimpinan perempuan akan membuat dunia lebih tangguh dalam pemulihan pandemi Covid-19.
"Partisipasi perempuan akan mempercepat proses pemulihan dan menciptakan dunia yang lebih setara," ucapnya.
Baca Juga: BK DPR Dorong Pemenuhan Hak Napi Perempuan di Lapas
Puan juga meminta seluruh ketua parlemen wanita dunia mendorong peningkatan kesempatan perempuan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan di setiap negara.
"Perempuan harus memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai posisi puncak di parlemen, pemerintah, dan lembaga publik lainnya," tegas Puan.
Baca Juga: Puan Ingatkan Para Ibu Tetap Menyusui Meski Isolasi Mandiri
Baca Juga: Jualan Camilan di Saudi, Perempuan Tak Tamat SD jadi Miliarder
Lebih lanjut, cucu Proklamator RI Bung Karno ini menggarisbawahi pentingnya perdamaian di setiap sektor kehidupan. Puan menyatakan, perdamaian merupakan elemen penting dalam proses pemulihan pandemi Covid-19.
"Tidak ada pembangunan tanpa perdamaian, dan tidak ada perdamaian tanpa pembangunan," katanya.
Baca Juga: Ganjar jadi Bacapres NasDem, Puan: Biasa Aja
Baca Juga: Puan: Qur'an selalu Relevan Jadi Sumber Moral dan Inspirasi
"Ketika ketegangan geopolitik meningkat, parlemen diharapkan menyebarkan 'budaya damai dan toleransi' melalui dialog dan diplomasi," sambung Puan.
Puan pun menyebut, parlemen sebagai wakil rakyat, merupakan landasan demokrasi yang memiliki segala potensi untuk membangun dunia yang lebih kuat dan tangguh untuk semua.
Baca Juga: Baznas dan PP Muslimat NU Jalin Kerjasama Pemberdayaan Perempuan
Baca Juga: Intan Fauzi Dorong Perempuan Aktif Isi Posisi Strategis di Ruang Publik
"Pemulihan adalah jalan yang panjang, tetapi kita harus mulai sekarang. Oleh karena itu, mari kita bekerja sama untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan, damai, dan sejahtera," urainya.
"Dengan demikian, kita dapat mengubah proses pemulihan menjadi dunia yang tangguh," tambah Puan.
Baca Juga: BAKN DPR RI Singgung Ketidakmampuan Pemerintah Kendalikan Harga-Harga
Baca Juga: Puan Hadiahi Perempuan Indonesia UU TPKS
Dalam kesempatan itu, Puan mengatakan mendapat kehormatan besar bergabung dengan para ketua parlemen perempuan dunia dalam forum ini. Secara khusus, ia juga memberi selamat kepada Uzbekistan untuk peringatan hari kemerdekaannya.
"Izinkan saya menyampaikan pesan ucapan selamat yang tulus kepada rakyat Uzbekistan pada Hari Kemerdekaan Republik Uzbekistan pada 1 September 2022," ujarnya.
Baca Juga: Di Era Puan, Indonesia akan Punya UU TPKS yang Akomodatif
Baca Juga: Jadi Perempuan Pertama Jabat Ketua DPR RI, Puan Punya Momentum Legacy Sahkan RUU TPKS
KTT Ketua Parlemen Perempuan merupakan salah satu forum di IPU yang mewadahi para ketua parlemen wanita di dunia. IPU Summit of Women Speakers of Parliament juga menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan jumlah perempuan yang menjabat sebagai ketua parlemen.
IPU 14SWSP diselenggarakan 2 hari di Uzbekistan. Nama Puan sendiri cukup disorot dalam forum ini atas prestasinya menjadi ketua parlemen perempuan pertama sejak Indonesia berdiri. Sebab selama beberapa dekade, pemimpin perempuan sebagian besar hanya dapat ditemukan di Eropa.
Baca Juga: Kisah Dibalik Masjid At-Taufiq yang Dibangun Puan Maharani
Baca Juga: Di Sidang IPU, Puan Singgung soal Defisit Demokrasi
Puan bersama sejumlah tokoh perempuan lainnya dianggap mampu menggebrak suara perempuan dari wilayah Amerika Latin, Asia, Afrika, dan bekas blok Soviet, yang selama ini kurang terwakili. Pertemuan dipimpin oleh Ketua Senat Uzbekistan, Tanzila Norbaeva, sebagai tuan rumah pertemuan ini.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Politik, Nasional, DKI Jakarta |