Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
Umum
14 jam yang lalu
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
3
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
6 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
4
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
2 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
5
Dinas Kebudayaan DKI Luncurkan Aplikasi SI-GAYA
Pemerintahan
4 jam yang lalu
Dinas Kebudayaan DKI Luncurkan Aplikasi SI-GAYA
6
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
2 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Home  /  Berita  /  MPR RI

IMI akan Perbanyak Dokter Indonesia Bersertifikasi FIM dan FIA

IMI akan Perbanyak Dokter Indonesia Bersertifikasi FIM dan FIA
Ketua MPR RI Bamsoet saat menerima para dokter spesialis IMI Pusat di Jakarta, Kamis, 14 April 2022. (foto: ist./mpr)
Kamis, 14 April 2022 20:03 WIB
JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo dalam pernyataan resminya yang dibaca dibaca di Jakarta, Kamis (14/4/2022) menyatakan, IMI akan menambah lebih banyak lagi dokter Indonesia yang memiliki sertifikasi dari Federation Internationale Motocyclisme (FIM) maupun dari Fédération Internationale de l'Automobile (FIA).

Usai menerima para dokter spesialis IMI Pusat di Jakarta, Kamis yang sama Bamsoet mengungkapkan, hingga saat ini Indonesia hanya memiliki satu dokter yang memiliki sertifikasi dari FIM yakni Dokter Steven Antonis. Untuk itu, pada 26 Mei 2022, IMI akan mengirimkan sekitar 7 dokter mengikuti seminar FIM untuk mendapatkan lisensi The Chief Medical Officer (CMO).

"Dengan mendapatkan lisensi dari FIM atau FIA, seorang dokter bisa menjadi Chief Medical Officer dalam kejuaraan internasional yang diselenggarakan di Indonesia. Di tahun 2022 ini saja, Indonesia akan menjadi tuan rumah berbagai kejuaraan dunia. Antara lain, Formula E yang diselenggarakan 4 Juni di Jakarta, MotoCross Grand Prix (MXGP) yang diadakan pada 24-26 Juni 2022 di kawasan Samota, Kabupaten Sumbawa, hingga Asia Pacific Rally Championship (APRC) yang rencananya juga akan diselenggarakan tahun ini di Medan, Sumatera Utara," ujar Bamsoet.

Para dokter spesialis yang hadir antara lain, Dr. Zainy Hamzah, SpBS, Dr. Muhammad Sinatrya Caropeboka, SpBS, Dr. Erick Ariestian.,SpA, dr. Hernandi Putra Prasetia, SpB, dr. Daffodilone Cahyadi SpOT, dr. M. Ilfan Gunadi SpB dan dr. Bona Akhmad Fithrah SpAn.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, selain untuk kejuaraan internasional, dokter berlisensi FIM dan FIA juga diperlukan untuk menjadi Chief Medical Officer di berbagai kejuaraan balap nasional. Hingga membantu memberikan pelatihan kepada para dokter lainnya yang menangani balapan di skala regional maupun antar klub. Rata-rata setiap tahunnya, keluarga besar IMI dari berbagai wilayah di Indonesia menyelenggarakan sekitar 1.419 event balap, baik motor maupun mobil, dari level antar klub, regional, hingga nasional.

"Sebagai gambaran, level nasional, untuk kejuaraan balap motor tahun 2022 akan ada Kejuaraan Nasional Motoprix, Kejuaraan Nasional IMC Oneprix, Kejurnas Dragbike, Kejurnas Motocross, Kejurnas Grasstrack, dan lainnya. Sementara untuk balap mobil, di tahun 2021 saja terlaksana 32 kejuaraan nasional yang terdiri dari 6 balap mobil, 5 drag race, 6 karting, 4 sprint rally, 2 rally, 2 speed offroad, 3 slalom, 1 time rally, dan 3 drifting," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, para dokter memiliki tugas dan tanggungjawab yang berat dalam menyukseskan kejuaran balap. Mereka harus membantu kelancaran balapan terkait safety dari hulu hingga hilir, sehingga jika ada insiden kecelakaan, pebalap bisa ditangani secara cepat dan tepat.

"Sebelum penyelenggaraan balapan, para dokter harus menyusun medical plan. Misalnya terkait berapa ambulance yang dibutuhkan, di titik mana yang dianggap rawan kecelakaan, penentuan penempatan pos-pos kesehatan, memiliki data story medis para pembalap dan lain sebagainya," pungkas Bamsoet. ***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Nasional, MPR RI, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/