Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
17 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
2
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
18 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
16 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
17 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Home  /  Berita  /  Umum

Di Jepang, Para Siswi Dilarang Bergaya Rambut Ekor Kuda

Di Jepang, Para Siswi Dilarang Bergaya Rambut Ekor Kuda
Ilustrasi mode rambut buntut kuda. (foto: ist. via suara)
Jum'at, 11 Maret 2022 17:19 WIB
JAKARTA - Sekolah-sekolah Jepang melarang para siswi menerapkan mode rambut kunci kuda karena tengkuk mereka di anggap bisa membangkitkan gairah seksual siswa laki-laki. Demikian pemberitaan NY Post yang dibaca di Jakarta, Jumat (11/3/2022).

Data menyebut satu dari 10 sekolah melarang up-do atau sanggul pada 2020 lalu. Batasan ekspresi bagi siswi-siswi di Jepang tidak hanya soal gaya rambut, sekolah-sekolah juga melarang pengenaan pakaian dalam berwarna. Hanya pakaian dalam berwarna putih yang boleh dikenakan selama berada di sekolah.

Sekolah-sekolah juga memberlakukan pembatasan lebih lanjut seperti warna kaus kaki anak-anak, panjang rok dan bahkan bentuk alis mereka. Para siswi juga tak boleh mewarnai rambut mereka.

Orang tua dan siswa sama-sama sudah pernah menyatakan kemarahannya pada aturan berpakaian yang tidak masuk itu lalu pemerintah Jepang merevisi peraturan dewan pendidikan prefektur tapi tidak setiap sekolah mengikuti aturan tersebut.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Umum, Pendidikan, Internasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/