Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
Umum
21 jam yang lalu
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
2
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana 'Cinta Yang Salah'
Umum
15 jam yang lalu
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana Cinta Yang Salah
3
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
Umum
15 jam yang lalu
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
4
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
Umum
21 jam yang lalu
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
5
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
Umum
14 jam yang lalu
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
6
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
Umum
21 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
Home  /  Berita  /  Politik

Ada Kabar Baik untuk PPP menyusul 'Pisah Ranjang' PBNU-PKB

Ada Kabar Baik untuk PPP menyusul Pisah Ranjang PBNU-PKB
Ilustrasi PPP. (foto: dok. ist./jawapos)
Selasa, 08 Maret 2022 17:19 WIB
JAKARTA - Analis Politik dari Universitas Paramadina Septa Dinata mengatakan, PPP boleh jadi agak keteteran menghadapi Pemilu 2024 tapi sedikit dapat durian runtuh dari kerenggangan PBNU dengan PKB. Demikian Ia sampaikan kepada wartawan, kemarin.

"Dengan pisah ranjangnya PKB dengan PBNU, maka PPP akan menikmati itu," kata Septa kepada GoNEWS.co, sebagaimana dikutip Selasa (8/3/2022).

Artinya, jelas Septa, ketika afiliasi politik NU tak lagi kuat ke PKB maka pemilih NU akan jadi penguat suara PPP. "Dan PPP bisa klaim bahwa dia juga punya hak untuk menggarap basis NU," ujar Septa.

"Terutama di Jawa Tengah bagian utara, kan cukup kuat PPP," imbuh Septa.

Saat ini, kata Septa, PPP nampak sudah bergerak melalui baliho-baliho yang mengindikasikan bahwa PPP serius garap basis NU.

"Sepertinya strateginya sedang dimainkan," kata Septa.

Seperti diketahui, kerenggangan PKB dengan PBNU belakangan memang menjadi sorotan para analis politik. Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam satu pemberitaan Republika menyebut, kerenggangan PKB-PBNU terjadi pasca terpilihnya Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum PBNU dalam Muktamar NU ke-34.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Politik, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/