Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
5 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
5 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
4 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
3 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
3 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Luhut Sebut Kasus Covid-19 Bisa Tembus 40 Ribu Orang per Hari, Sri Mulyani Mengaku Mumet

Luhut Sebut Kasus Covid-19 Bisa Tembus 40 Ribu Orang per Hari, Sri Mulyani Mengaku Mumet
Menkeu Sri Mulyani dan Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: Istimewa)
Rabu, 07 Juli 2021 16:19 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan potensi kasus harian Covid-19 di Indonesia bisa menembus angka lebih dari 40 ribu kasus perharinya.

Menanggapi hal tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku mumet, dia bilang jika hal tersebut benar terjadi makin membuat kondisi perekonomian ambles lagi karena pembatasan mobilitas masyarakat yang diperketat.

"Mobilitas harus turun minimal 30-50 persen artinya mobilitas harus diketatkan dan ini akan berdampak pada perekonomian kita," kata Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Rabu (7/7/2021.

Lebih lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut dampak terhadap perekonomian bakal tergantung dari dua aspek, yaitu seberapa ketat pembatasan mobilitas masyarakat dan seberapa lama pengetatan itu terjadi.

"Seberapa dalam, apakah 30-50 persen dan seberapa lama, apakah hanya 2 minggu, 1 bulan atau bahkan bisa mencapai 2 bulan. Itu adalah variabel, faktor yang dari sisi kesehatan akan memengaruhi," katanya.

Alhasil kata dia bisa tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 nanti, dimana prediksinya akan lebih rendah dibandingkan kuartal II 2021.

"Oleh karena itu, kita harus semuanya kerja sama. Ini kerja bersama kita, pemerintah pun antara kementerian lembaga, antar pusat dan daerah dan juga dengan masyarakat seluruhnya," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Kesehatan, Pemerintahan, Ekonomi, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/