Deretan Artis, Politisi dan Wartawan yang Jualan Kopi hingga Barista Indonesia yang Meracik Kopi di Luar Negeri

JAKARTA - Bisnis kopi disebut sempat mengalami kelesuan lantaran pandemi, meski grafiknya mulai naik. Tak heran, peminat bisnis ini tercatat tak sedikit dan beberapa dari mereka merupakan kalangan artis, politisi, dan juga wartawan.

Penelusuran GoNews.co pada Minggu (28/2/2021), beberapa kalangan seleb yang menjadi pebisnis kopi diantaranya:

1) Grup band, Slank, dengan kedai kopi bernama 'Slankafe'

2) Artis film, Nino Fernandez, dengan kedai kopi bernama 'Di Bawah Tangga'

3) Ayudia Bing Slamet dengan kedai kopi bernama 'Stuja Coffee'4) Wulan Guritno dengan 'Cultivar Coffeehouse'

5) Aktor peran film 'Filosofi Kopi', Chicco Jeriko, yang membuka kedai kopi dengan nama yang sama dengan judul filmnya

6) Penyanyi cantik, Raisa dengan kedai kopi bernama 'Titik Temu Coffee'

7) Pemeran sinetron komedi 'Tetangga Masa Gitu', Deva Mahendra

dengan kedai kopi bernama 'Foresthree Coffee'

8) Suami penyanyi jazz, Andien dengan '7 Speed Coffee'

9) Pasangan seleb, Hamidah Rachmayanti dan Farhad dengan kedai 'Hafa Coffee and Kitchen'

10) Kakak dari Pevita Pearce, Keenan Pearce yang membuka kedai kopi bernama 'Makna Coffee'

11) Model cantik Raline Shah dengan 'Kisaku'

12) Augie Fantinus dengan 'TOSS.id'

13) Putra musisi Ahmad Dhani, Ahmad El Jallaludin Rumi dengan 'Ruma Rumi'

14) Selebriti Muzdalifah juga membuka usaha kedai di rumahnya, meski tak spesifik berjualan kopi tapi kedainya juga menyediakan minuman populer itu

Sementara dari kalangan politisi dan keluarganya, tercatat beberapa nama yakni:

1) Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dengan brand 'Kopi Revolusi'

2) Putri Ketua DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti, yakni Aulya Rachmi Ramadhanil dengan 'Saat Kopi'

3) Politisi Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak dengan 'Begawan Kufie'

Di kalangan wartawan, tercatat ada mantan Wartawan Garuda Soccer, Danni Giovani dengan 'Beecology Coffee Roastery'. Danni juga tergabung di Komunitas Penyangrai Kopi Indonesia yang saat ini telah menampung 94 orang barista di Jawa, Bali dan daerah lainnya.

"Saya pribadi masih baru, yaitu Agustus. Tapi kopi mulai menggeliat lagi saat bulan Desember, naik tuh grafiknya," kata ayah dari barista cilik, Eiliyah Rahmania Naazira itu kepada GoNews.co, Minggu.

Selain itu, ada wartawan rm.id, Qardavi yang mengaku sedang mempersiapkan bisnis kopinya. Sebagai wartawan politik, Ia mengaku bahwa rencananya ini tak lepas dari kultur dan sejarah politik Indonesia yang akrab dengan kopi.

"Dari dulu kita kenal ada istilah 'ngopi' di politik. Sejarah juga menyebut bahwa 'Bapak kita', Bung Karno, mengaku bisa mendapat inspirasi selama menyeduh kopi. Makanya, nggak heran kalau ada kedai 'Kopi Politik' yang menjadi wadah untuk diskusi dan berkumpul bagi politisi dan aktivis saat ini," kata Davi.

Ia menuturkan, beberapa teman seprofesinya juga sudah menjalani bisnis kopi. Rencana memulai bisnis kopi juga bukan berarti berebut rupiah di ceruk itu, "tapi ini kan soal bagaimana kita menghidupkan presepsi-presepsi politik kebangsaan kita di tengah meja kopi,".

"Saya ingat satu pelajaran berharga saat dijamu di 'Rumah Merdeka' di Blitar, Jawa Timur. Dialektika generasi muda di tempat milik Mas Rengga itu begitu hidup, literatif, dan konstruktif untuk kebangsaan kita," kenang Davi.

Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara penghasil kopi. Di tengah era perkopian modern saat ini dimana istilah barista menjadi populer dan dianggap sebagai salah satu profesi yang prestisius di kalangan 'anak nongki', ternyata racikan kopi barista Indonesia juga dikenal positif di mancanegara.

Muhammad Rifat, seorang barista muslim dari suku betawi, adalah contoh barista lokal yang kerap menyuguhnya racikan tangan Indonesia di mancanegara. Namanya tak dikenal luas, tapi Ia kerap ke luar negeri hanya untuk bikin kopi berdasarkan pantauan GoNews.co di status WhatsApp-nya.

"Alhamdulillah, dengan kopi saya bisa berjumpa dengan pejabat-pejabat tingkat menteri di negara-negara tetangga kita. Apresiasi dari mereka itu kan pahala buat kita karena bikin orang seneng kan," ujar pria yang belakangan aktif di majelis-majelis yang dikenal dengan sebutan kajian sunnah itu.***