Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
2
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
3
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
6 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
4
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
5
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
3 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
6
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
13 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Home  /  Berita  /  Politik

Banyaknya Wakil Menteri Dinilai Bebani Keuangan Negara di Tengah Pandemi

Banyaknya Wakil Menteri Dinilai Bebani Keuangan Negara di Tengah Pandemi
Akademisi Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga. (foto: istimewa)
Sabtu, 26 Desember 2020 13:34 WIB

JAKARTA - Akademisi Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga berpandangan, posisi wakil menteri di kabinet Jokowi sebaiknya ditiadakan. Saat ini, ada 15 wakil menteri (wamen) di kabinet jilid II Jokowi.

"Dengan fasilitas setara menteri, keberadaan wakil menteri tentu memberatkan APBN. Padahal negara saat ini sedang mengalami resesi ekonomi (dampak pandemi, red)" kata Jamil, Sabtu (26/12/2020).

Menurut Jamil, Jokowi lebih baik memilih menteri sekelas Sri Mulyani dan Prabowo sehingga tidak diperlukan wakil menteri. Mereka ini akan mampu me-manage para eselon 1 dan eselon 2 di kementeriannya.

"Pekerjaan wakil menteri dapat didistribusikan ke Sekjen dan Dirjen yang ada di setiap kementerian. Mereka ini akan jauh lebih hebat dalam bekerja selama diisi oleh orang-orang yang tepat. Jadi, posisi wakil menteri dalam KIM (Kabinet Indonesia Maju) idealnya ditiadakan," kata Jamil.

Tentu, lanjut Jamil, hal ini berat bagi Jokowi, mengingat posisi wakil menteri diadakan tampaknya untuk mengakomodir pihak-pihak yang berjasa mengantarkannya menjadi presiden.

"Namun presiden pernah mengatakan bahwa pada periode kedua Ia sudah tidak memiliki beban. Semoga Jokowi juga dapat tanpa beban meniadakan posisi wakil menteri," kata Jamil.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Umum, Politik, Nasional, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/