Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
24 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
3
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
4
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
5
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
19 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
6
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
Olahraga
20 jam yang lalu
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
Home  /  Berita  /  Peristiwa

PKS: Syahganda Nainggolan Ditangkap, Langkah Awal Busukkan KAMI

PKS: Syahganda Nainggolan Ditangkap, Langkah Awal Busukkan KAMI
Politisi PKS, Nasir Djamil. (Istimewa)
Selasa, 13 Oktober 2020 14:15 WIB
JAKARTA - Syahganda Nainggolan ditangkap tim penyidik Bareskrim Mabes Polri lantaran diduga melakukan pelanggaran Undang Undang ITE.

Penangkapan Syahganda ini dikenal sebagai underbouw dari Gatot Nurmantyo.

Politisi PKS Muhammad Nasir Djamil menyampaikan adanya anggapan Syahganda merupakan underbouw dari Gatot Nurmantyo hanya sebatas spekulasi.

“Spekulasi di publik pasti begitu. Publik berpikir apakah menangkap dan menahan SN, merupakan langkah awal untuk membusukkan KAMI? semua orang, termasuk saya mungkin bisa berspekulasi seperti itu juga,” ujar Nasir, Selasa (13/10).

Legislator asal Aceh ini justru mempertanyakan penangkapan Syahganda Nainggolan yang kritis terhadap negara itu merupakan pembunuhan karakter penguasa atau tidak.

“Pertanyaannya apakah kritikan SN di media sosial membahayakan negara dan menghancurkan karakter penguasa? Justru para pengkritik harus diberi ruang dan kanal agar ada komunikasi dua arah yang saling memahami,” tegasnya.

“Kalau demokrasi dipertentangkan dengan peraturan perundangan yang ruwet,” tandasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Rmol.id
Kategori:GoNews Group, Politik, Pemerintahan, Peristiwa, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/