Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
19 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
19 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
16 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
18 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Politik

Santri Gabung Buruh di Bandung: Sedih Lihat Negeri Kayak Gini

Santri Gabung Buruh di Bandung: Sedih Lihat Negeri Kayak Gini
Sejumlah santri bergabung dengan buruh dan mahasiswa berunjuk rasa tolak UU Cipta Kerja, di Bandung, Rabu (7/10). (CNN Indonesia)
Rabu, 07 Oktober 2020 17:11 WIB
BANDUNG - Massa aksi demonstrasi menolak pengesahan Undang-undang Omnibus Law Ciptaker (UU Ciptaker) di depan DPRD Jawa Barat tak hanya diikuti buruh dan mahasiswa. Sejumlah santri pun ikut meramaikan aksi unjuk rasa.

Pemandangan itu terlihat ketika sekelompok remaja berpakaian khas pelajar pesantren mengikuti aksi di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro.

Salah seorang santri, Fahmi (15) mengaku datang dari Cimahi ke DPRD Jabar dengan berjalan kaki. Ia bersama rekan-rekannya menempuh jarak sekitar 12 kilometer. "Iya, tadi berangkat sekitar jam 10 pagi. Sampai sini jam 2 siang. Kita jalan kaki ke sini," katanya.

Terlihat di antara para santri ada yang mengenakan sarung dan beralas kaki sandal jepit. Sedangkan beberapa yang lainnya mengenakan kopiah hitam berlogo Nahdlatul Ulama (NU).

Fahmi mengaku berasal dari salah satu majelis salawat di Cimahi. Ia merasa terpanggil untuk memberi semangat kepada para demonstran.

"Ingin ngikutin demo karena sedih lihat negeri sendiri kayak gini. Jadi saya bantu saja dengan ikut turun ke jalan," ujarnya.

Sementara itu, massa aksi yang berdemo di depan Gedung Sate kini jumlahnya sudah mencapai ribuan. Mereka bertahan di sekitar Jalan Diponegoro. Beberapa petugas kepolisian berjaga di sekitar lokasi unjuk rasa.

Sebelumnya, sejumlah tokoh Islam, Kristen, hingga aliran kepercayaan bersatu menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja yang disahkan DPR dan pemerintah pada Senin (5/10). Mereka bersepakat bahwa produk legislasi itu mengancam kelompok minoritas agama dan merampas ruang hidup rakyat kecil.

Tokoh dan aktivis keagamaan yang tergabung menolak UU Cipta Kerja ini antara lain Busryo Muqodas, Pendeta Merry Koliman, Ulil Abshar Abdalla, Engkus Rusana, Roy Murtadho dan Pendeta Penrad Siagian.

Koordinator Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Roy Murtadho menyatakan beberapa poin dalam omnibus law cipta kerja dapat mengerdilkan minoritas agama atau aliran kepercayaan dan masyarakat adat.

Roy menyoroti satu poin dalam UU Ciptaker Paragraf 16 tentang Pertahanan dan Keamanan Pasal 15 Ayat (1) huruf D. Beleid pasal itu memberi wewenang Polri mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

"Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," demikian bunyi poin dalam draft UU Omnibus Law yang baru, dilkutip pada Selasa (6/10).***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:CNNIndonesia.com
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/