Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
19 jam yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
2
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
3
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
4
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
5
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Olahraga
16 jam yang lalu
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
6
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Olahraga
17 jam yang lalu
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Pekerja Migran Indonesia Tewas Tersetrum Saat Charge Ponsel di Malaysia

Pekerja Migran Indonesia Tewas Tersetrum Saat Charge Ponsel di Malaysia
Ilustrasi. (net)
Selasa, 29 September 2020 22:07 WIB
SUKABUMI - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi mengaku prihatin dengan kasus Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kampung Bojonggaling, Kabupaten Sukabumi, tewas tersetrum saat mendengarkan musik melalui ponselnya yang tengah diisi daya. Siti Aisiyah (41) diketahui berangkat secara ilegal ke Malaysia pada Agustus 2018.

P2TP2A berharap kasus Siti menjadi pelajaran untuk PMI atau tenaga kerja wanita (TKW) lainnya yang berniat kerja tanpa jalur ilegal. "Saya menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya almarhumah sekaligus meminta konfirmasi perihal penyebab meninggalnya korban. Alhamdulillah kami ditemui orang tua dan adik-adik almarhumah," kata Ketua Umum P2TP2A Kabupaten Sukabumi Yani Jatnika Marwan kepada wartawan, Selasa (29/9/2020).

Hasil komunikasi diketahui memang benar Siti meninggal saat men-charge ponsel sambil dipakai menggunakan earphone. "Kemudian ada kilat lalu tersetrum. Jadi sesuai dengan kronologi yang disampaikan pihak polisi Malaysia. Ayahnya menangis bukan karena kematian Siti. Namun, karena dia pergi ke Malaysia secara ilegal," tutur Yani.

Menurut Yani, korban telah tergiur oleh ajakan calo yang merupakan orang yang sudah dikenal sebelumnya. Untuk itu, saat ia melakukan takziyah ia langsung membesarkan hati ayahnya supaya sabar dan bersyukur, bahwa jenazah Siti sudah dipulangkan dengan baik.

"Semoga kejadian ini menjadi ibroh (pelajaran) untuk masyarakat yang memaksa pergi bekerja sebagai PMI ilegal," ucap Yani.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Kebonpedes Ali Iskandar mengatakan, pihaknya sengaja datang bersama P2TP2A Kabupaten Sukabumi, ke rumah duka untuk melaksanakan takziah kepada keluarga korban yang merupakan seorang PMI yang meninggal di Malaysia pada 5 September 2020.

"Saya telah mendampingi P2TP2A Kabupaten Sukabumi, untuk bersilaturahmi sambil memberikan bantuan kepada keluarga korban PMI yang wafat itu," kata Ali.

Selain itu, dia akan berkomunikasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sukabumi. Ini dilakukan agar ahli waris PMI yang ilegal tersebut, dapat mendapatkan santunan.

"Saat ini, staf dari Kecamatan Kebonpedes lagi berupaya ke BAZNAS untuk proses pemberian uang duka kepada keluarga korban. Saya berharap bantuannya bisa produktif terutama untuk anak-anaknya yang masih kecil. Iya, jadi korban ini wafat telah meninggalkan dua anak yang masih kecil dan sekarang mereka diurus oleh nenek dan saudaranya," ujar Ali.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Detik.com
Kategori:Umum, Peristiwa, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/