Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
2
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
13 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
3
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
10 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
11 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
10 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
10 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Internasional

Opini Pasca AS Batasi Pasokan ke Perusahaan Semikonduktor Terbesar China

Opini Pasca AS Batasi Pasokan ke Perusahaan Semikonduktor Terbesar China
Ilustrasi teknologi di SMIC. (Gambar: SMIC)
Senin, 28 September 2020 14:03 WIB
JAKARTA - Seorang penulis anonim di tabloid Global Times menyatakan, China tengah menghadapi ancaman besar pasca Amerika Serikat membatasi ekspor pada Semiconductor Manufacturing International Corp. (SMIC), sebuah perusahaan semikonduktor terbesar di Shanghai,Thiongkok.

Opini yang dipublikasikan pada Minggu (27/9/2020) itu menyatakan, “tampaknya China perlu mengontrol semua penelitian dan rantai produksi industri semikonduktor, dan melepaskan diri dari ketergantungan pada AS,".

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa AS telah mengirim surat kepada sejumlah perusahaan dan menyatakan bahwa mereka harus mendapatkan izin untuk memasok bahan semikonduktor ke SMIC.

Surat tersebut menyatakan bahwa SMIC dan anak perusahaannya "dapat menimbulkan risiko pengalihan (penggunaan bahan semikonduktor) yang tidak dapat diterima untuk penggunaan akhir militer,”.

Namun, pihak SMIC membantah bahwa perusahaan itu memiliki hubungan dengan militer China.

Aksi pembatasan oleh AS terhadap SMIC, dan sebelumnya terhadap Huawei Technologies Co Ltd, menurut penulis opini di Global Times itu, menggambarkan bahwa AS sedang memimpin pertempuran berlarut-larut untuk "penindasan teknologi tinggi" melawan China.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Internasional, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/