Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
18 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
18 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
17 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
4 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
5
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
3 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
6
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
2 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Ruangan dan Tempat Tidur Penuh, Pasien Covid-19 Terpaksa Dirawat di Lorong RS di Jakarta Utara

Ruangan dan Tempat Tidur Penuh, Pasien Covid-19 Terpaksa Dirawat di Lorong RS di Jakarta Utara
Ilustrasi perawat kelelahan merawat pasien. (detikcom)
Rabu, 16 September 2020 08:13 WIB

JAKARTA - Sebuah rumah sakit (RS) di Jakarta Utara terpaksa menempatkan sebagian pasien Covid-19 di lorong-lorong karena ruangan dan tempat tidur sudah penuh.

Dikutip dari detikcom, kondisi memprihatinkan itu diceritakan salah seorang perawat yang bertugas di RS tersebut.

''Jujur, sekarang RS penuh banget. Sampai aku jaga di IGD pasien sampai duduk di kursi karena nggak ada bed lagi. Pasien terpaksa beberapa kita taro di lorong-lorong karena ruangan juga sudah penuh, atau bahkan di depan meja kita isinya pasien,'' jelas perawat berinisial O tersebut saat dihubungi detikcom, Selasa (15/9/2020).

''Kalau pasien sesak kita langsung sibuk kocar-kacir nyari tabung oksigen. Dan jujur kita juga kekurangan tenaga karena teman kita banyak yang positif, harus diisolasi atau dirawat di RS,'' lanjutnya.

Dituturkan O, momen haru yang dirasakannya adalah saat pasien mengalami sesak napas. Satu jam kemudian, pasien tersebut berhenti bernapas, tidak berhasil melawan Covid-19.

''Pengalaman selama ini sudah pasti takut, tapi harus dihadapi. Sedih sudah pasti karena tiap hari kerja ngeliat pasien-pasien datang keadaan masih sadar tapi cepat banget perburukan atau penurunan, bahkan proses pasien dari baru dateng terus meninggal itu cepat baget karena sesak berat,'' tambah O.

''Kematian secepat itu biarpun sumpah kita kerja bener-bener keras buat mempertahanin keadaan pasien aku disini benar-benar cerita real,'' beber O.

Bahkan, kata O, para perawat sampai harus mengalami memar-memar akibat kewalahan menangani pasien corona yang terus meningkat tiap harinya. Mulai dari menangani pasien corona dengan gejala ringan hingga berat.

Terkadang, ia tak habis pikir jika mendapati seseorang yang menilai virus corona adalah teori konspirasi. Nyatanya, ia dan rekan-rekannya menghadapi bahaya nyata dari corona setiap hari.***

Editor:hasan b
Sumber:detik.com
Kategori:Nasional, Kesehatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/