Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
Umum
13 jam yang lalu
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
2
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
Umum
13 jam yang lalu
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
3
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
Umum
13 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
4
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana 'Cinta Yang Salah'
Umum
8 jam yang lalu
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana Cinta Yang Salah
5
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
Umum
7 jam yang lalu
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
6
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
Umum
6 jam yang lalu
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
Home  /  Berita  /  Politik

Sindir Gibran, Mardani: Dinasti Politik Bahaya, Apalagi Tiba-tiba Maju Pilkada Secara Instan

Sindir Gibran, Mardani: Dinasti Politik Bahaya, Apalagi Tiba-tiba Maju Pilkada Secara Instan
Selasa, 28 Juli 2020 20:20 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Anggota Komisi II Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengatakan dinasti politik merupakan suatu hal yang buruk. Apalagi jika dilakukan secara instan, di mana seseorang dari keluarga yang memiliki kekuasaan kemudian dicalonkan menjadi kepala daerah tanpa melalui proses.

Proses yang dimaksud Mardani ialah tahapan atau karier seseorang dalam politik atau jenjang kepemimpinan. Ia berujar, apabila seseorang dipaksakan untuk melanggengkan kekuasaan melalui dinasti politik tanpa mengikuti suatu proses maka akan sangat berbahaya.

"Yang tidak tepat pandangan saya, dan lebih berbahaya ketika prosesnya instan, tiba-tiba saja dia maju (Pilkada)," kata Mardani dalam sebuah diskusi bertajuk UU Pilkada dan Kekhawatiran Menguatnya Dinasti Politik, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/7/2020).

Mardani mengatakan, proses menjadi pemimpin harus berporeses dari bawah. Kalau bisa, kata Mardani, merangkak dari bawah seperti lebih dulu menjadi Ketua RT, Ketua RW, Karang Taruna, KNPI, mulai dari paling bawah.

"Jadi ada pengalaman mengurus publik, jangan ujug-ujug maju sebagai kepala daerah," imbuhnya.

Ia kemudian mencontohkan sebuah tahapan kepemimpinan sebagaimana yang dilalui oleh anak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Puteri, yakni Puan Maharani.

Diketahui sebelum menjabat sebagai Ketua DPR, Puan belakangan sudah lebih dulu menjabat di sejumlah posisi semisal Menteri Koordinator PMK.

"Saya agak puji Mbak Puan, sebelum ketua DPR kan ketua pemenangan Bappilu, kemudian maju DPR kemudian maju Menko kemudian carrier path-nya ada," kata Mardani.

Meski tidak spesifik menyebutkan siapa saja kemudian yang dianggap melakukan politik dinasti secara instan, Mardani berpandangan bahwa dinasti politik merupakan ancaman bagi demokrasi.

"Jadi pandangan saya, dinasti politik ini buruk dan residu demokrasi. Karena itu, kita harus mengoreksinya di RUU Pilkada yang akan datang," katanya.

Sebelumnya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dipastikan maju sebagai bakal calon wali kota Solo di Pilkada 2020. Gibran maju dari partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/