Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
17 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
12 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
13 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Nasional

Soal Novel KPK, IPW Minta BW Fokus Cegah Korupsi Bansos di Jakarta

Soal Novel KPK, IPW Minta BW Fokus Cegah Korupsi Bansos di Jakarta
Mantan Komisioner KPK Bambang Widjojanto (BW). (Foto: Dok. Kompas.com)
Rabu, 03 Juni 2020 16:29 WIB
JAKARTA - Mantan Komisioner KPK Bambang Widjojanto (BW), diminta tak bersikap post power syndrome. Permintaan ini disampaikan Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane.

Neta merujuk pada pernyataan Bambang yang Ia nilai 'ngawur', terkait peran Novel Baswedan dalam Penangkapan buronan Nurhadi. Neta menilai, sikap Bambang, "mengadu domba internal KPK dan mengadu domba antara KPK dan Polri,".

"Ind Police Watch (IPW) menilai, Bambang Widjojanto mencoba membuat intrik dan politik belah bambu, dengan memuji-muji Novel Baswedan dalam penangkapan mantan Sekretaris MA Nurhadi tersebut. Seolah penangkapan itu hasil kerja Novel pribadi. Padahal IPW melihat, sejak Nurhadi buron, KPK sudah meminta bantuan Polri, untuk sama sama memburu mantan Sekretaris MA tersebut. Hingga di pertengahan Februari 2019, Nurhadi terlacak keberadaannya sedang melakukan sholat duha di sebuah mesjid di Jakarta. Namun ybs berhasil kabur saat hendak ditangkap. Sedikitnya lima kali Nurhadi terpantau di lima mesjid tapi tetap lolos dari penangkapan," kata Neta kepada wartawan, Rabu (3/6/2020).

Neta melanjutkan, "Bambang yang sudah 'di luar pagar' jangan lagi post power syndrome untuk menguasai dan merecoki KPK,".

"Lebih baik Bambang Widjojanto bekerja profesional dalam mengurusi jabatannya sebagai Ketua Komite Pencegahan Korupsi di Pemprov DKI Jakarta, misalnya memantau dugaan korupsi di balik dana bansos atau banyaknya masalah di balik penyaluran Bansos di Jakarta, ketimbang post power syndrometerhadap KPK. Toh Bambang sudah digaji besar oleh Pemprov DKI Jakarta," tandas Neta.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Hukum, Politik, Nasional, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/