Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
11 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
3
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
9 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
7 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
10 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
7 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Politikus PKB: Bubarkan Saja Stafsus Milenial, Tidak Ada Faedahnya

Politikus PKB: Bubarkan Saja Stafsus Milenial, Tidak Ada Faedahnya
Rabu, 22 April 2020 12:18 WIB
JAKARTA - Dua Staf Khusus Presiden Joko Widodo sedang jadi buah bibir masyarakat. Pertama, Andi Taufan Garuda Putra akibat surat permintaan kepada camat se-Indonesia. Kedua, Adamas Belva Syah Devara menuai kritik keras dari masyarakat usai perusahaan startup miliknya, Ruangguru mendapat anggaran sebagai mitra program kartu prakerja.

Politikus PKB Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan staf khusus milenial Presiden Jokowi itu dibubarkan karena tidak berguna.

"Saya dari awal konsisten, bubarkan saja stafsus milenial ini. Tidak ada faedah," ujar dia kepada Merdeka.com, Rabu (22/4).

Namun, Wakil Ketua Komisi II ini mengatakan, kesalahan dalam mengambil keputusan merupakan hal yang wajar. Misalnya kesalahan Jokowi ketika memutuskan untuk membentuk dan merekrut stafsus milenial.

"Menurut saya, soal keputusan salah itu biasa saja," kata dia.

Tapi yang paling penting, kata Yaqut, yakni langkah yang diambil presiden setelah membuat keputusan yang dianggap salah lalu melakukan evaluasi dan perbaikan. Langkah perbaikan itulah yang saat ini sedang dinantikan oleh masyarakat Indonesia.

"Yang penting adalah respons atas kesalahan itu. Jika presiden segera mengevaluasi pembentukan stafsus milenial yang tidak berfaedah ini, maka publik akan mengapresiasi presiden sebagai pemimpin yang benar-benar mau dan mampu mendengarkan suara publik," tandasnya.

Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Adamas Belva Syah Devara mundur dari posisi staf khusus milenial presiden.

Belva mengaku Pengunduran diri tersebut telah disampaikan dalam bentuk surat kepada Jokowi pada 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada 17 April 2020.

Belva diketahui sempat diisukan terlibat conflict of interest karena program prakerja milik pemerintah menggandeng perusahaannya, yakni Ruang Guru.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Merdeka.com
Kategori:Banten, DKI Jakarta, GoNews Group, Nasional, Pemerintahan, Ekonomi, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/